Investasi Eksisting Juga Penting

Investasi Eksisting Juga Penting
Investasi Eksisting Juga Penting
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menilai penurunan minat investasi di tahun 2008 akan belanjut hingga Pemilu 2009. Untuk itu, pemerintah diminta juga fokus mempertahankan investasi yang sudah ada (eksisting investment).

     “Kita harap pemerintah bisa membantu kesusahan pengusaha. Jadi bukan hanya untuk menarik investasi baru namun juga mempertahankan investasi yang ada. Jangan hanya rapat-rapat tapi juga pelaksanaan dong, “ ujar Sofyan usai rapat tim PEPI (Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi). Menurut dia, pemerintah harus segera membenahi infrastruktur karena hal itu menjadi high cost bagi pengusaha. Tingkat kemacetan yang tinggi juga membuat investasi di Indonesia menjadi tidak menarik.

     Menurut dia, turunnya realisasi investasi maupun minat berinvestasi bisa menyebabkan terkoreksinya pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi enam persen bisa tercapai itu sudah bagus. Kondisi seperti ini juga akan membuat penyerapan tenaga kerja menjadi berkurang. Sementara pemerintah hanya berwacana untuk memperbaiki infrastruktur guna memperlancar arus barang. “Kami masih meragukan apakah itu bisa dicapai,” tukasnya.

     Sofjan mengatakan pemerintah harus mempunyai rencana jangka pendek yang bisa jadi jalan untuk membantu pengusaha. Dia menilai, penurunan minat investasi seperti yang diungkapkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjadi sebuah realita yang nyata. Untuk itu, ancaman melambatnya pertumbuhan eknomi harus disikapi dengan cepat oleh pemerintah.” Sebab pengusaha tunda investasi kira-kira sampai pemilu 2009,” lanjutnya.

     Investasi yang tertunda itu, lanjut dia, terutama berada di sektor manufaktur (industri pengolahan). Sementara investasi di sektor perkebunan dan pertambangan akan tetap berlangsung menyusul proyeksi peningkatan kebutuhan sejumlah komoditi strategis di pasar dunia. Namun dia meminta pemerintah tetap focus mengusahakn investasi yang labour intensif (penyerapan tenaga kerja tinggi). “Kalau pertambangan atau kelapa sawit itu pasti jalan terus,” jelasnya.

     Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dalam lima bulan pertama tahun ini anjlok 68,3 persen dari Rp18,62 triliun (Januari-Mei 2007) menjadi Rp5,91 triliun (Januari-Mei 2008). Sementara realisasi penanaman modal asing (PMA) tumbuh 164,1 persen dari Rp33,30 triliun (USD 3,7 miliar) menjadi Rp 88,02 triliun (USD 9,78 miliar). Realisasi PMA selama Januari-Mei 2008 tertinggi terjadi pada sektor transportasi, gudang dan komunikasi dengan nilai mencapai USD 6,549 miliar dalam 13 proyek. (wir)
Berita Selanjutnya:
Dibutuhkan 500 Ribu Agen

JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menilai penurunan minat investasi di tahun 2008 akan belanjut hingga Pemilu


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News