Investasi Kesehatan untuk Masa Depan yang Lebih Sehat

Investasi Kesehatan untuk Masa Depan yang Lebih Sehat
dr. H. Mohamad Subuh, MPPM (Staf Ahli Kemenkes Bidang Ekonomi) bersama moderator Jeremy Teti memberikan keterangan dalam dialog mengenai vaksinasi: pencegahan vs pengobatan di Jakarta. Selasa, 1 Desember 2020. Foto: Kominfo/KPC PEN.

jpnn.com, JAKARTA - Di masa pandemi COVID-19 ini kebutuhan di bidang kesehatan meningkat drastis dan seperti tidak ada batasnya. Biaya hingga ratusan juta dihabiskan agar dapat pulih dan sehat.

Perawatan COVID-19 memakan biaya rata-rata Rp184 juta per pasien, ditambah perawatan khusus di ICU Rp15 juta per hari, dan perawatan tambahan untuk pasien dengan penyakit penyerta Rp17 juta per hari.

Sementara, kemampuan pemerintah untuk menanggung biaya penyembuhan dan bantuan terkait COVID-19 bukan tanpa batas.

Pemerintah mengelola resources secara optimal dengan fokus pemulihan kesehatan, dan tidak menghabiskan biaya yang besar dengan cara-cara upaya pencegahan.

“Kondisi sekarang, pemerintah sudah all-out. Dari sektor kesehatan dananya begitu besar, stimulus perekonomian juga dananya besar. Tujuannya adalah ingin menyehatkan individu," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Kemenkes dr. H. Mohamad Subuh, MPPM.

Dia mengatakan, kalau individu sehat, keluarga sehat, tatanan masyarakat sehat, produktivitas dan pendapatan juga meningkat, maka pendapatan negara juga ikut naik.

"Jadi negara yang sehat bukan hanya secara jasmani tetapi juga secara finansial,” lanjut Mohamad Subuh.

Hal ini diungkapkannya dalam Dialog Produktif dengan tema ‘Vaksinasi: Pencegahan vs Pengobatan’ yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) di Media Center KPC PEN, Selasa (1/12).

Tiap individu harus sadar, melindungi diri sendiri adalah suatu investasi jangka panjang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News