Istimewa, Menpar Launching Tour de Banyuwangi-Ijen 2016

Istimewa, Menpar Launching Tour de Banyuwangi-Ijen 2016
Tour de Banyuwangi-Ijen tahun lalu. Foto: Dok JPNN

Bisa dibayangkan, Malang itu kota kedua setelah Surabaya. Mirip positioningnya, dengan Bandungnya Jakarta. Terbayang, pendapatan perkapita Sukabumi mengalahkan Kota Bandung? Itu terjadi di Jawa Timur, dengan Banyuwangi v Malang. 

“Masuk akal, Kabupaten Banyuwangi dan Solo memiliki calendar of events terbaik di Indonesia. Konsisten, 53 event setahun dan sudah dipublish di awal tahun, karena yakin pasti terlaksana. Termasuk banyak international event,” kata Arief Yahya.

Prestasi lain, puji Arief Yahya, Banyuwangi itu sudah dikunjungi oleh 2 juta wisnus tahun 2015. Angka itu tergolong besar, karena Bali saja baru 8 juta wisnus. Sedangkan wisatawan mancanegara menembus 40 ribu, dan proyeksi 2016 di 50 ribu. 

Bandingannya se Provinsi Sumsel saja baru 30 ribuan. Ini kelasnya kabupaten, yang selama ini tidak dikenal, bahkan tidak banyak yang tahu posisi geografisnya di peta. Kalau tidak ada Google Maps, mungkin semakin asing, nama Banyuwangi itu.

Masih ada lagi, Banyuwangi terpilih sebagai pemerintahan daerah terbaik di dunia dalam pengelolaan pariwisata, yang dicatat oleh UN-WTO. United Nation World Tourism Organization tahun 2015. Badan PBB yang mengurus pariwisata dan berpusat di Madrid, Spanyol itu. 

“Tahun 2016 ini juga mendapatkan penghargaan dari UNESCO, Badan PBB yang mengurusi soal pendidikan, social dan budaya, atas tiga Taman Nasional Sukamade, yakni Alas Purwo, Meru Betiri dan Ijen yang punya khawah 5000 hektar itu,” jelas Menpar.

Anda sudah pernah ke Ijen? Tanya menteri kepada audience. Semua saling pandang, satu sama lain. Mayoritas belum! 

“Pastikan ke Ijen, melihat bluefire, meskipun sekali dalam seumur hidup. Bola api raksasa di atas khawah Ijen, warnanya biru. Pemandangan seperti ini hanya ada di Ijen Banyuwangi dan Iceland. Saya sudah 4 kali ke sana. Dulu hanya orang-orang Prancis yang tahu dan disembunyikan, dinikmati sendiri oleh mereka. Sekarang, semua orang bisa ke sana,” kata Arief Yahya yang berdarah Banyuwangi-Banten itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News