Istri Depresi Berat karena Anaknya Meninggal, Malah Digugat Cerai Suami

Istri Depresi Berat karena Anaknya Meninggal, Malah Digugat Cerai Suami
Istri Depresi Berat karena Anaknya Meninggal, Malah Digugat Cerai Suami. Ilustrasi Fajar/Radar Surabaya/JPNN.com

Ketika ada bayi digendong orang tuanya, Karin menarik dan berusaha merebut anak itu dari pelukan ibu kandungnya.

Beberapa kali, warga Kedung Anyar itu akan digeruduk warga dan diciduk ke polisi, namun lolos karena dokter menyatakan Karin mengalami depresi jiwa.

“Kalau dibilang kasihan ya kasihan, saya ini sama sama stres. anak meninggal waktu lucu-lucunya. Itu anak saya dapatkannya sulit, nunggu lima tahun. Pas dapat sama Tuhan diambil cepat,” kata Donwori dengan mata berkaca kaca.

Pria yang bekerja sebagai staf administrasi keuangan bank simpan pinjam itu mengatakan trauma dan penyesalan dialami karena kematian putri tunggalnya karena kelalaian dia dan istrinya.

“Anak masih merangkak tiba-tiba mainan setrika, istri lupa setrika enggak dimatikan, akhirnya kesetrum. Istri menyesal sekali dan ingin bunuh diri kalau lihat setrika,” kata Donwori.

Istrinya sangat frustasi sampai akhirnya harus dirawat oleh psikiater sampai sekarang. Sang istri seakan tidak terima dengan kematian putri tunggalnya.

“Ini saya masih mediasi juga, kalau istri masih bisa sembuh saya lebih baik hidup bersama dia. Kasihan sekali istri,” kata dia.

Dalam proses sidang talak cerai yang berbarengan dengan bulan puasa ini, majelis hakim berusaha untuk menyatukan kedua pasangan suami istri yang sudah menikah 10 tahun itu.

Merasa anaknya masih hidup, Karin, 38, mengaku sering berhalusinasi bersama sang buah hati.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News