Isu PKI Bangkit Dijadikan Kayu Bakar Jelang Tahun Politik

Isu PKI Bangkit Dijadikan Kayu Bakar Jelang Tahun Politik
Aksi 299 yang diprakarsai Presidium Alumni 212 di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (29/9). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan, mencuatnya isu PKI akhir-akhir ini tak lepas dari konteks politik yang berkembang. Apalagi menjelang tahun politik, amunisi memanaskan suhu politik kian bertambah.

"Kini giliran komunis yang dijadikan kayu bakar untuk mengaduk-aduk suasana batin kebangsaan," ujar Adi di Jakarta, Sabtu (30/9).

Pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta ini menduga, penggunaan isu kebangkitan PKI mengemuka setelah sentimen agama terbukti ampuh memorakporandakan akal sehat politik kebangsaan. Tujuannya, men-down grade kekuasaan politik sah pemerintah.

"Jadi, sudah sejak lama pemerintah dituding PKI, berkiblat komunis serta menghamba pada China. Pada tahap inilah, isu tentang PKI dan ancaman reinkarnasi komunis menjadi amunisi baru untuk mendelegitimasi pemerintah," ucapnya.

Adi menilai, umpan lambung soal PKI sangat kental dengan aroma agitasi dan propaganda kelompok kepentingan yang berhasrat maju Pilpres 2019 mendatang.

"Instruksi sistematis nonton bersama film G30 S/PKI tak melulu dipahami sebatas memutar ulang tragedi kelam sejarah bangsa, tetapi juga ada pesan yang sengaja ingin di pertontonkan secara vulgar kepada khalayak ramai," tutur Adi,

Menurut Peneliti The Political Literacy Institute ini, propaganda politiknya terletak pada upaya kelompok tertentu memposisikan tentara sebagai korban kekejaman PKI.

Emosi publik coba diaduk lewat strategi playing victim dengan harapan meraup simpati publik.

Penggunaan isu kebangkitan PKI mengemuka setelah sentimen agama terbukti ampuh memorakporandakan akal sehat politik kebangsaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News