Jadi Korban Pandemi dan Kekerasan, Kini 8.000 Orang Imigran Pilih Serbu AS

Jadi Korban Pandemi dan Kekerasan, Kini 8.000 Orang Imigran Pilih Serbu AS
Migran dari Amerika Tengah, dikembalikan ke Meksiko untuk menunggu sidang suaka mereka di bawah Migrant Protection Protocols (MPP), Foto: Reuters/Jose Luis Gonzalez

jpnn.com, MEKSIKO - Ribuan orang Honduras, termasuk banyak keluarga dengan anak-anak bersama berjalan di seluruh Guatemala pada Sabtu (16/1) berharap mencapai Amerika Serikat.

Mereka melarikan diri dari kemiskinan dan kekerasan di wilayah yang dilanda pandemi dan badai yang berulang-ulang. akhir tahun lalu.

Antara 7.000 dan 8.000 migran telah memasuki Guatemala sejak Jumat, menurut otoritas imigrasi Guatemala, dan mereka menuju ke perbatasan Meksiko, di mana pihak berwenang Meksiko telah mengerahkan pasukan dan polisi anti-huru-hara.

Begitu rombongan migran mencapai Meksiko, kemungkinan besar akan mengalami tekanan untuk putus. "Perjanjian migrasi Meksiko dengan Amerika Serikat masih berlaku, yang berarti rombongan migran itu akan dibubarkan," kata seorang pejabat Meksiko.

Rombongan migran pertama tahun ini datang kurang dari seminggu sebelum Presiden terpilih AS Joe Biden menjabat, menjanjikan pendekatan migrasi yang lebih manusiawi, berbeda dengan kebijakan garis keras Presiden Donald Trump.

Sementara itu, otoritas Meksiko dan Amerika Tengah mengoordinasikan langkah-langkah keamanan dan kesehatan masyarakat yang bertujuan mencegah migrasi massal tanpa izin di seluruh wilayah.

Guatemala, Honduras, dan Meksiko mengerahkan ribuan pasukan keamanan dan militer Guatemala menahan ratusan migran pada Jumat.

Namun karavan tersebut telah berkembang pesat selama 24 jam terakhir, dengan para anggotanya menyatakan krisis yang meningkat dari kelaparan dan tunawisma di Honduras sebagai alasan mereka untuk bergabung.

Rombongan Imigran pertama tahun ini datang kurang dari seminggu sebelum Presiden terpilih AS Joe Biden menjabat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News