Jaga Atmosfer Wisata Perbatasan, TTU Gelar Lomba Pacuan Kuda

Jaga Atmosfer Wisata Perbatasan, TTU Gelar Lomba Pacuan Kuda
Pacuan Kuda Ambal. Foto ilustrasi: indopos

jpnn.com, KEFAMENANU - Timor Tengah Utara (TTU) semakin ramai dengan kegiatan-kegiatan wisata perbatasan (crossborder tourism). Setelah Rally Motor Wisata, kali ini ada "Pacuan Kuda Crossborder" yang digelar di kabupaten yang berbatasan dengan Timor Leste ini.

Sebanyak 160 peserta dari Kupang, Kefamenanu, Atambua, Sumba, Rote dan negara tetangga Timor Leste, beradu cepat dalam event yang digelar di Arena Pacuan Kuda Kilometer 9 di kota Kefamenanu, NTT. Event ini berlangsung sejak 26 hingga 30 November 2017.

Para joki bertarung dalam dua kategori, yakni nasional dan lokal. Kelas yang dipertandingkan yakni A super, kelas A sprint, kelas sprint terbuka, kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, kelas E, dan kelas pemula. Total hadiah mencapai Rp 250 juta disiapkan bagi para pemenang.

"Pacuan kuda adalah salah satu yang paling favorit di wilayah ini,” ujar Ketua Panitia Pacuan Kuda Crossborder, Bonny Adisitri. Karena itu, lanjut Bonny, antusiasme masyarakat pun begitu besar. Tidak hanya sebagai peserta, tapi juga menyaksikan langsung pacuan muda. Event ini menjadi ajang berkumpul bagi masyarakat, dan buat wisatawan, hal ini menjadi suguhan yang menarik.

"Para joki tentu tidak sendiri, tapi juga selalu didampingi bersama tim yang terdiri dari lima hingga tujuh orang. Sehingga kunjungan wisatawan pun meningkat," ujar Bonny. Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Raymundus Sau Fernandes mengatakan, Pacuan kuda adalah hiburan bagi rakyat di TTU.

"Sejak saya ada di pemerintahan, saya membangkitkan kembali even pacuan kuda ini. Sebagai hiburan untuk rakyat di Timor Tengah Utara," ucapnya. Lomba ini pun dikatakannya sebagai ajang untuk melestarikan Kuda Timor agar tidak punah.

"Fungsi kuda sudah tergeser dengan hadirnya motor kendaraan dan lain sebagainya. Kuda bagi orang Timor itu dulu alat transportasi, alat angkutan barang dan lain sebagainya. Tetapi dengan perkembangan teknologi yang maju membuat fungsi kuda kemudian tergeser," katanya.

Kuda bagi masyarakat TTU, lanjut Raymundus merupakan peradadaban orang Timor, NTT. Kuda sangat dekat dengan kehidupan masyarakatnya bahkan tidak bisa dipisahkan antara kuda dengan kehidupan orang NTT.

"Oleh karena itu event ini akan menjadi daya tarik sendiri. Karena kita akan lakukan even ini tetap tiga kali dalam setahun. Selain hiburan rakyat, tetapi ini juga ini bisa menjadi ajang promosi wisata bagi Kabupaten TTU. Terlebih dengan adanya respons yang besar dari negara tetangga, Timor Leste," ujarnya.

Pacuan kuda adalah salah satu yang paling favorit di wilayah ini. Para joki bertarung dalam dua kategori, yakni nasional dan lokal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News