Jalan Keluar Lesunya Produktivitas Pertanian Akar Wangi
Oleh: Virdika Rizky Utama, Peneliti di PARA Syndicate

Secara alami tanaman akar wangi memiliki senyawa yang tak disukai hama dan penyakit tanaman. Sedangkan dua kriteria terakhir terkait panen bertahap dan kualitas hasil. Dapat merujuk ke kriteria tingkat besar erosi dan produktivitas.
Damanik dalam bukunya menyimpulkan, pola konservasi merupakan sistem bertani akar wangi yang paling menguntungkan. Penerapannya cukup mudah dengan menanam tanaman Lorong, yang dikemudian hari dapat menambah penghasilan petani.
Namun terdapat sebuah catatan dalam penerapan awalnya, pola ini memakan modal cukup besar. Tetapi menurutnya hal tersebut dapat ditutupi, ketika akhirnya musim panen tiba karena produktivitas hasil akar wangi meningkat.
Pada bagian akhir, Damanik mendorong petani membuat koperasi guna memotong mata rantai produksi yang panjang. Petani seharusnya membangun tempat penyulingannya sendiri, sehingga tidak ada permainan harga dari broker besar.
Secara garis besar buku ini menyajikan suatu jalan keluar, terhadap lesunya produktivitas petani akar wangi saat ini. Sehingga diharapkan ke depannya dapat diterapkan oleh petani, sehingga mampu mendongkrak kesejahteraan dan hasil panen.(***)
Di Indonesia akar wangi dikenal sebagai salah satu komoditas andalan. Dimulai dari proses ekspor tanaman ini pada tahun 1918.
Redaktur & Reporter : Friederich
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- TTC AgriS dan Sungai Budi Tingkatkan Kerja Sama Strategis Vietnam-Indonesia
- Prabowo Puji Keberhasilan Herman Deru Meningkatkan Produksi Pangan Sumsel
- Setiawan Ichlas Disambut Hangat saat Mudik ke Palembang, Lihat Ada Pak Gubernur
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Penerbitan Standar Pelayanan Produk PSAT
- Mentan Amran Bangun Kerja Sama dengan Yordania, Ketua GAN Yakin Sektor Pertanian RI Bakal Maju