Jangan Panik, Tahun Ini Kita Bisa Surplus Pangan

Jangan Panik, Tahun Ini Kita Bisa Surplus Pangan
Stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) melimpah. Foto: dok. BKP Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan bahwa ketersediaan bahan pokok selama masa penanganan wabah covid-19 dalam kondisi aman dan terkendali.

Terlebih pada Maret dan April mendatang indonesia akan memasuki masa panen raya.

Mengenai hal ini, Wakil Dekan I Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Sujarwo mengatakan, produksi pertanian yang sebagian besar terkonsentrasi di Pulau Jawa dinilai mampu memenuhi kebutuhan nasional.

Pulau Jawa, menurut Sujarwo memiliki kontur tanah yang relatif subur.

"Sehingga dari sisi supply per agregatenya bisa saja teranalisis adanya surplus pangan. Jadi dengan adanya wabah Covid-19 ini yang membatasi aktifitas, pemerintah sudah cukup kuat menjaga ketersediaan pangan. Yang pasti, dalam situasi ini BULOG harus bergerak sampai pada tangan terjauhnya untuk memantau dan menjaga ketersediaan pangan," ujar Sujarwo, Jumat (20/3).

Sujarwo mengatakan, Kementan sebagai garda terdepan yang menangani masalah pangan harus menguatkan jejaring informasi baik produksi maupun harga, terutama tentang kondisi pangan di wilayah kecamatan hingga level desa.

"Saya yakin jika pola ini dilakukan bisa meredam gejolak harga pangan di tengah lesunya perekonomian dunia. Kemudian bisa mempersiapkan logistik di level Kabupaten pada 3 bulan sebelumnya. Disinilah pentingnya arti luas dari cadangan pangan," katanya.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam tinjauanya ke gudang beras di Food Stasion Tjipinang Raya, Rabu (18/3) lalu menyatakan bahwa pemerintah sudah memastikan ketersediaan stok beras untuk beberapa bulan ke depan. Karena itu, dia berharap masyarakat agar tidak panik dalam menghadapi berbagai isu kelangkaan. Menurut dia, stok beras nasional saat ini mencapai 3 juta ton. Jumlah tersebut akan bertambah sebanyak 8 juta ton pada bulan Maret dan April mendatang.

Kementan sebagai garda terdepan yang menangani masalah pangan harus menguatkan jejaring informasi, baik produksi maupun harga, terutama tentang kondisi pangan di wilayah kecamatan hingga level desa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News