Jangan Sampai Industri Padat Karya Diganti dengan Teknologi

Hary mengilustrasikan dengan pabrik rokok. Bila memakai robot akan lebih efisien. Namun, akan banyak karyawan yang menganggur. Dampak negatif seperti itu perlu diperhatikan.
"Kita harus bisa mengatur bagaimana menciptakan industri yang padat karya. Jangan industri padat karya itu tiba-tiba digantikan dengan teknologi," tegasnya.
Hary memberikan catatan digantikan teknologi akan tidak menjadi masalah bila ada pengganti lapangan kerjanya. Namun, bila tidak akan menciptakan pengangguran.
"Setiap kebijakan pasti ada dampaknya dan pastikan dampaknya itu tidak negatif," kata Hary.
Di era industri 4.0 diperlukan regulasi agar tak memberikan dampak negatif. Sebab di era ini, banyak perusahaan besar masuk ke segmen UMKM.
Pelaku usaha yang kurang pengalaman dan kurang modal akan tergerus bila hal tersebut tidak diatur.
"Masyarakat kecil tidak paham. Mereka harus kita edukasi, kita proteksi. Seperti belanja online itu kalau tidak diatur berdampak negatif terhadap masyarakat ekonomi lemah UMKM akan tergerus,” imbuh Hary. (jos/jpnn)
Masyarakat Indonesia masih membutuhkan lapangan pekerjaan yang luas untuk meningkatkan kesejahteraan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- KBA Garmin Menghadirkan Teknologi Navigasi hingga Multimedia untuk Pengalaman Sempurna
- Jadi Pelopor AI, BINUS University Dorong Ekosistem Kerja Kreatif Berbasis Teknologi
- Kisah Rina Santi, Sukses Menginspirasi Perempuan lewat Komunitas Women in Energy
- Pertama di Indonesia, Pertamina NRE Manfaatkan AI untuk Memastikan Keandalan PLTS
- Bantu Nelayan, HNSI Dorong Pemerintah Pakai Teknologi Alternatif
- PT Ceria Siap Jadi Pemain Global di Industri Nikel, Produksi FeNi Perdana Akhir April