Jangan Sampai Tarif Listrik Lebih Mahal Dari Energi Primer yang Diterima

Jangan Sampai Tarif Listrik Lebih Mahal Dari Energi Primer yang Diterima
Instalasi listrik. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, pemerintah sangat berkonsentrasi menghadirkan energi dan listrik murah bagi masyarakat.

Karena itu kerja sama antarlembaga terus dijalin, agar listrik murah dapat dinikmati seluruh rakyat Indonesia.

"Kerja sama kementerian teknis ESDM serta sinergi antara BUMN bidang energi sangat diperlukan, agar hal tersebut dapat diwujudkan. Misalnya Pertamina, PGN dan PLN," ujar Edwin di Jakarta, Rabu (9/8).

Selain kerja sama, Edwin juga menilai menilai reserve margin cadangan pembangkit listrik sebaiknya tak melebihi angka 30 persen. Hal tersebut sebelumnya dia sampaikan Seminar National Energy Summit (NES) 2017 terkait ketenagalistrikan yang digelar BEM Universitas Indonesia, Selasa kemarin.

Edwin beralasan, jika reserve margin melebihi angka 30 persen, maka dikhawatirkan tarif listrik menjadi lebih mahal. Padahal biaya energi primer yang diterima perusahaan pembangkit lebih murah.

"Reserve margin tidak boleh terlalu berlebih dan juga tidak boleh terlalu kecil, sangat beresiko terhadap biaya dan keandalan. Harus dicari reserve margin yang tepat. Jangan seperti Singapura yang reserve marginnya sampai 100 persen, mengakibatkan tarif listrik lebih mahal. Padahal biaya energi primer yang diterima mereka lebih murah", kata Edwin.

Sementara itu Pakar listrik dari Universitas Indonesia Iwa Garniwa menilai, keberadaan listrik swasta mengakibatkan pola operasi sistem kelistrikan tidak efisien. Karena itu dia sepakat keberadaan listrik swasta perlu dibatasi.

"Saya orang yang menolak pembangunan pembangkit listrik swasta yang lebih besar dari yang dibangun PLN. Kalau alasan PLN tidak punya pendanaan untuk membangun, itu adalah alasan yang tidak tepat. Seharusnya setelah revaluasi aset maka PLN punya kemampuan untuk mendapatkan pendanaan tiga kali lebih besar dari equity-nya," pungkas Iwa.(gir/jpnn)


Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, pemerintah sangat berkonsentrasi


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News