Jawab Tantangan Generasi Milenial, GP Ansor Gelar ‘Ansor Day Festival’

Jawab Tantangan Generasi Milenial, GP Ansor Gelar ‘Ansor Day Festival’
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Foto: Source for jpnn

Acara dimeriahkan juga oleh artis muda ibukota, seperti Dara The Virgin, Tomy Babap, SHYNee K-Pop Dancer, dll.

Menurut Nuruzzaman yang juga salah satu Ketua PP GP Ansor, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki jumlah generasi milenial muslim yang besar pula. Karakter generasi milenial muslim tersebut tidak jauh berbeda dengan generasi milenial pada umumnya. 

Dia mengatakan, ciri dan karakter generasi milenial ada tiga yaitu, pertama, percaya diri (confidence). Mereka ini orang yang sangat percaya diri, berani mengemukakan pendapat dan tidak sungkan-sungkan berdebat di depan publik. Kedua, kreatif. Generasi ini adalah orang yang biasa berpikir out of the box, kaya akan ide dan gagasan, serta mampu mengkomunikasikan ide dan gagasan tersebut dengan cemerlang. Ketiga, connected, pandai bersosialisasi terutama dalam komunitas yang mereka ikuti, dan juga aktif berselancar di media sosial dan internet.

“Rasa ingin tahu yang besar untuk belajar agama pada generasi milenial muslim menyebabkan mereka melahap berbagai sumber informasi terkait agama, dan dengan rasa percaya diri yang tinggi mencoba mengartikulasikan pemahaman agama mereka secara kreatif kepada orang lain melalui sosial media,” jelasnya.

Bagi Ansor, lanjut Nuruzzaman, inilah tantangan sekaligus peluang. Yakni bagaimana GP Ansor beradaptasi dengan perubahan dan tren yang terjadi di Indonesia tanpa kehilangan jatidiri sebagai kader GP Ansor dan Nahdlatul Ulama sebagaima kaidah fikih “al-muhafadzah ‘ala al-qadim al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah”, yaitu mempertahankan tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik.

Di sisi lain, sebagai organisasi yang memiliki pandangan bahwa Pancasila adalah final dan NKRI adalah harga mati, tantangan GP Ansor semakin berat. Berbagai survei dan riset menunjukkan bahwa tren radikalisme dari mereka-mereka yang ingin mengganti Pancasila di kalangan remaja dan pemuda Indonesia saat ini semakin menguat.(jpnn)


Indonesia yang kita hadapi hari ini dan di masa mendatang berbeda sama sekali dengan Indonesia 5-10 tahun lalu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News