Jelang Haornas 2020, Kemenpora Gelar Workshop IPTEK Olahraga Demi Perbaikan Prestasi

Jelang Haornas 2020, Kemenpora Gelar Workshop IPTEK Olahraga Demi Perbaikan Prestasi
Workshop IPTEK OLahraga di Bekasi, Selasa (1/9). Foto Humas Kemenpora RI

"Jangan terbalik, tes dulu baru menyusun program. Selama ini masih menyusun program didahulukan baru tes, jadi tidak tepat," tukas Hari,

Kedua, sport science mampu memonitor hasil pelatihan yang telah dilakukan. Ketiga, dapat digunakan sebagai penentu keputusan. Keempat, bisa dipakai untuk melakukan identifikasi bakat dan penentuan sasaran, dan terakhir sebagai bahan untuk memberikan motivasi.

Hari menambahkan, bahwa sport science dapat memonitor kenaikan dan penurunan performa atlet, memutuskan promosi dan degradasi berbasis data, dan dengan identifikasi tertentu dapat menentukan cabor yang tepat.

"Yang penting lagi adalah harus ada pemahaman yang sama, kalau pelatih tidak paham atau atlet tidak paham akan terjadi ketidaksambungan dan akan menjadi lama berkembangnya," pungkas Hari.

Sementara itu, pihak LIPI menyebutkan bahwa penelitian juga sangat diperlukan untuk pengembangan sport science dan kolaborasi dari berbagai lembaga peneliti sehingga secepatnya dapat diterapkan dengan tepat.

"LIPI banyak melakukan penelitian, termasuk bidang sport science, banyak dana di berbagai lembaga peneliti yang bisa dikerjasamakan, bisa dijajaki oleh Kemenpora," kata Kadek dari LIPI.

Octavianus Matakupan dari UNJ, menekankan bahwa diperlukan komitmen dari pemerintah, karena sebenarnya sport science sudah dibicarakan sejak era tahun 1980, bahkan sempat menggema di 1990, namun masih bersifat isu sporadis.

"Sport science sebenarnya sudah ada sejak 1980, tetapi sebatas heboh jika ada kegagalan prestasi lalu dianggap penting harus ada peran sport science," katanya.

Kemenpora ingin membumikan sport science yang mudah diaplikasikan oleh masyarakat olahraga tanah air.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News