Jelang Kunjungan Michelle Bachelet, Tiongkok Perketat Pengawasan Warga Uighur

Jelang Kunjungan Michelle Bachelet, Tiongkok Perketat Pengawasan Warga Uighur
Muslim Uighur di Tiongkok. Ilustrasi. Foto: Reuters

Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan parlemen serta negara-negara barat lainnya menyatakan bahwa perlakuan buruk China terhadap Uighur dan minoritas Turki lainnya di Xinjiang, merupakan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

China menolak tuduhan itu sebagai "kebohongan fitnah" dan menegaskan bahwa pusat pendidikan ulang adalah bagian dari upaya memerangi terorisme dan ekstremisme dengan memberikan pelatihan kejuruan.

Pemerintah Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang (XUAR) menyelenggarakan telekonferensi tentang kebebasan beragama yang disiarkan langsung ke lebih dari 60 negara dan organisasi internasional, seperti dilansir dalam laporan China News Service.

China pada tahun 2019 menyelenggarakan dua kunjungan ke kamp interniran di XUAR — satu untuk sekelompok kecil jurnalis asing, dan satu lagi untuk diplomat dari negara-negara non-Barat, termasuk Rusia, Indonesia, Kazakhstan, dan Thailand.

Seorang diplomat AS menolak perjalanan itu sebagai “wisata Potemkin” dan seorang sarjana Albania yang dibawa dalam salah satu tur kemudian mengatakan bahwa dia setuju dengan laporan tentang kamp tersebut.

Bahkan beberapa orang salah satunya Olsi Jazexhi, seorang dosen universitas dengan gelar doktor dalam studi nasionalisme, mengatakan kepada RFA setelah mengunjungi wilayah tersebut pada Agustus 2019.

“Narasi resmi ini sangat mengejutkan kami, dan kami dapat melihatnya dipraktikkan ketika kami mengunjungi pusat penahanan massal, yang oleh teman-teman Tiongkok disebut sebagai lembaga pelatihan kejuruan, tetapi yang kami lihat seperti neraka,” katanya.(fri/jpnn)

Pemerintah China mengeluarkan arahan baru menjelang kunjungan Komisaris Tinggi PBB Michelle Bachelet ke Xinjinang yang banyak di huni Muslim Uighur.


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News