Johana Jembise, Perempuan Pertama Papua Bergelar Guru Besar
Perjuangan Paling Berat, Masuk Jurnal Internasional
Jumat, 23 November 2012 – 07:56 WIB
Menurut perempuan kelahiran Manokwari, 1 Oktober 1958 itu, masalah terberat yang harus dilalui adalah memuat karya ilmiah di jurnal internasional. Sebab, berkali-kali dia mengirim tulisan ke jurnal internasional, tapi selalu ditolak.
Beberapa kali tulisan yang dia kirim dikembalikan. Pihak dewan redaksi meminta tulisan direvisi agar memenuhi standar internasional dan bisa diterima publik internasional.
"Itu yang membuat saya mengalami kendala beberapa kali penundaan untuk meraih guru besar karena harus merevisi jurnal-jurnal ini," kata Johana di kampus Universitas Cendrawasih (Uncen) Jayapura.
"Untuk mendapatkan jurnal internasioanal sangat susah. Karena itu, kebayakan calon guru besar lari ke akreditasi pendidikan tinggi yang ada Jakarta jika tidak berhasil meraih akreditasi internasional," sambung ketua Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Uncen tersebut.
JOHANA Jambise membuktikan bahwa perempuan Papua bisa berprestasi di bidang akademik. Sepuluh hari lalu dia dinobatkan sebagai guru besar Universitas
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor