Jokowi Gandeng Proton, Ini Tanggapan Gaikindo

"Pertama, mengembangkan sendiri mobil itu dari nol. Insinyur Indonesia jago-jago, pasti bisa melakukan itu. Tetapi, waktu yang dibutuhkan tidak sebentar, bisa bertahun-tahun,” sebut dia.
Cara kedua relatif bisa mempersingkat waktu, yakni membeli teknologi milik merek-merek global yang sudah eksis di pasar. Cara itu dilakukan Hyundai dan Proton ketika membeli teknologi salah satu sedan milik Mitsubishi Motors Jepang. ”Istilahnya menyontek model yang sudah ada untuk pengembangan model-model lain,” terangnya.
Indonesia wajib meminta klausul pengembangan desain (redesign) supaya bisa dikembangkan menjadi mobnas.
”Masalahnya, membeli hak paten dan teknologi suatu merek itu pasti mahal sekali. Tapi, kalau sudah bisa desain ulang, hasilnya seperti sekarang. Hyundai dikenal sebagai merek dari Korsel, Proton dikenal sebagai produk dari Malaysia,” ucap dia. (dyn/wir/c11/kim)
JAKARTA - Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menyatakan belum mengetahui adanya MoU antara Presiden
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- KBA Garmin Menghadirkan Teknologi Navigasi hingga Multimedia untuk Pengalaman Sempurna
- Muhammad Akbar Melantik Tiga Pejabat di Lingkungan PT Krakatau Steel
- Pelindo & Kemenhub Dorong Investasi di Sektor Maritim Lewat Indonesia Maritime Week 2025
- KBA Yamaha Marine Meluncurkan Mesin Tempel Baru, Dukung Pengembangan Industri Maritim
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 4 Mei 2025: Antam, UBS dan Galeri24 Kompak Turun
- Beri Pelatihan Digital Marketing, Sandiaga Uno Ingin Difabel Lebih Berdaya