Jokowi Gandeng Proton, Ini Tanggapan Gaikindo
"Pertama, mengembangkan sendiri mobil itu dari nol. Insinyur Indonesia jago-jago, pasti bisa melakukan itu. Tetapi, waktu yang dibutuhkan tidak sebentar, bisa bertahun-tahun,” sebut dia.
Cara kedua relatif bisa mempersingkat waktu, yakni membeli teknologi milik merek-merek global yang sudah eksis di pasar. Cara itu dilakukan Hyundai dan Proton ketika membeli teknologi salah satu sedan milik Mitsubishi Motors Jepang. ”Istilahnya menyontek model yang sudah ada untuk pengembangan model-model lain,” terangnya.
Indonesia wajib meminta klausul pengembangan desain (redesign) supaya bisa dikembangkan menjadi mobnas.
”Masalahnya, membeli hak paten dan teknologi suatu merek itu pasti mahal sekali. Tapi, kalau sudah bisa desain ulang, hasilnya seperti sekarang. Hyundai dikenal sebagai merek dari Korsel, Proton dikenal sebagai produk dari Malaysia,” ucap dia. (dyn/wir/c11/kim)
JAKARTA - Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menyatakan belum mengetahui adanya MoU antara Presiden
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kinerja Bea Cukai Dapat Sorotan Tajam, Pengamat Intelijen dan Keamanan Nasional Buka Suara
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Jadi Rp 1,318 Juta Per Gram
- Hadapi Risiko dengan Tenang Bersama Asuransi Pelita dari BRI Life
- Tebar Apresiasi, BRI Serahkan Mobil & Logam Mulia kepada Pemenang 'Super AgenBRILink'
- Gelar RUPST 2024, BRI Life Punya Dirut dan Komisaris Baru
- Bertemu Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Memuji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia