Juhanda Sempat Bertemu Nurdin M Top, Saat itu Tugasnya Hanya...

Juhanda Sempat Bertemu Nurdin M Top, Saat itu Tugasnya Hanya...
Juhanda yang sudah ditetapkan menjadi tersangka pelaku pengeboman Gereja Oikumene di Samarinda. Foto: SAIPUL ANWAR/KALTIM POST/JPNN.com

jpnn.com - KUNINGAN - Tersangka pelemparan bom Molotov di depan Gereja Oikumene Samarinda, Kalimantan Timur, Juhanda (32), merupakan pria kelahiran Desa Bunigeulis, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan, Jabar.

Dia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Juharta dan Juharnah, penduduk RT 09/02, Dusun Manis, Desa Bunigeulis, Kecamatan Hantara.

Dibesarkan di Bunigeulis, lantas merantau ke Jakarta setelah lulus SMK swasta di kota Kuningan.

Sumber Radar Cirebon (Jawa Pos Group) menyebutkan, Juhanda sebenarnya sudah cukup lama bergaul dengan kelompok radikal.

Itu jauh jauh sebelum dia bebas bersyarat setelah mendapatkan remisi Idul Fitri pada 28 Juli 2014, dan terseret kasus teror bom Puspitek di Serpong, Tangerang Selatan, dan bom buku di Jakarta pada 2011.

Juhanda juga ditengarai sempat datang ke Hotel Santi, Panawuan, Kuningan, ketika gembong teroris, Nordin M Top melakukan rapat di hotel tersebut bersama Saepudin Juhri dan Ibrohim, sebelum tahun 2010.

Tugasnya saat itu hanya mengantar orang kelompok tersebut ke hotel menggunakan sepeda motor, tidak lebih dari itu.

Menurut sumber itu, Juhanda awalnya hanya sekadar ikut-ikutan di kelompok Nurdin M Top yang saat itu merencanakan untuk melakukan pengeboman di Hotel JW Marriot dan Riz Carlton.

KUNINGAN - Tersangka pelemparan bom Molotov di depan Gereja Oikumene Samarinda, Kalimantan Timur, Juhanda (32), merupakan pria kelahiran Desa Bunigeulis,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News