Jumlah Perceraian di Australia Meningkat, Dampak Pandemi?

Jumlah Perceraian di Australia Meningkat, Dampak Pandemi?
ABS mengeluarkan data terbaru mengenai angka perceraian di Australia tahun 2021. (ABC News: Stephen Cavenagh)

Faktor lain yang memengaruhi peningkatan jumlah perceraian di Queensland menurut perkiraan Stacey Turner adalah migrasi antarnegara bagian di mana Queensland merupakan negara bagian tujuan populer bagi warga Australia.

"Kita pindah dari keluarga, dari kelompok pertemanan, dan itu sendiri memiliki dampak yang kadang diremehkan orang," katanya.

"Sering orang pindah dengan harapan dan perkiraan bahwa hubungan mereka membaik padahal hubungan mereka sudah rapuh dan harapan tersebut tidak terjadi."

Tekanan waktu bagi perempuan di Queensland

Professor Janeen Baxter dari University of Queensland adalah seorang sosiolog dan direktur Life Course Centre yang mempelajari masalah kehidupan keluarga di Australia.

Sebagai bagian dari penelitianya, dia menganalisis data pemerintah mengenai Pendapatan Keluarga dan Dinamika Tenaga Kerja Australia yang mengumpulkan data dari 13 ribu keluarga setiap tahunnya.

Ketika melihat data mengapa tingkat perceraian di Queensland tinggi, Professor Baxter mengatakan perempuan Queensland melaporkan mereka menghadapi masalah dalam mengatur waktu dan tingkat stress yang lebih tinggi pada tahun 2021 dibandingkan negara bagian lain.

"Kita tidak bisa semata-mata menyebut COVID sebagai faktor utama, karena ada juga masanya terjadi banjir dan kebakaran hutan, namun yang jelas tekanan waktu dan stress bagi perempuan di Queensland pada tahun 2021 lebih tinggi dibandingkan di negara bagian lain.

Menurut data ABS tersebut, angka perceraian yang meningkat ini sekarang mendekati angka tertinggi yang terjadi pada tahun 2011 dan 2012.

Data terbaru dari Biro Statistik Australia (ABS) menunjukkan angka perceraian naik 13,6 persen tahun lalu

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News