Kaitkan Penembakan Bogor dengan Teroris
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat terorisme Mustafa B Nahrawardaya, mengaku prihatin atas tewasnya seorang Anggota Polsek Klapa Nunggal, Bogor, Jawa Barat, Briptu Nurul Affandi, Jumat (10/1). Polisi menduga pelaku menjadi korban penembakan pencuri kendaraan bermotor.
Namun, Mustafa mensinyalir peristiwa ini masih rentetan dari aksi-aksi penembakan polisi seperti yang sebelumnya juga terjadi di Pondok Aren, Ciputat, karena polisi belum berhasil menangkap pelaku penembakan yang sebenarnya. Sehingga dia memprediksi kasus itu akan terulang lagi.
"Saya turut prihatin dan sedih atas kembali tewasnya polisi Briptu Nurul Affandi oleh tembakan brutal pelaku bersenjata api di Cileungsi Bogor. Selama pelaku aslinya tidak ditangkap, maka kejadian seperti ini akan terus terulang," katanya saat berbincang dengan JPNN, Sabtu (11/1).
Dugaan Mustafa didasarkan atas motif awal yang dikemukakan polisi bahwa Nurul menjadi korban penembakan pencuri kendaraan bermotor belum sepenuhnya bisa dipercaya. Sebab, analisa polisi ini sama dengan penembakan polisi di Ciputat. Saat itu polisi juga menyebutnya sebagai kasus curanmor tapi akahirnya jadi berita terorisme.
Dia terkesan tak percaya bahwa para pelaku penembakan polisi yang diklaim polisi sudah ditangkap dan masuk jaringan terorisme. Sehingga Mustafa menganggap pelaku yang sudah ditangkap bukanlah pelaku sebenarnya. Ditambah kejadian di Pondok Aren terjadi malam hari, sehingga tidak mungkin saksi bisa melihat pelaku dengan jelas sampai polisi bisa menghasilkan sketsa para pelaku dengan detail.
Sebaliknya, Mustafa menilai aksi tersebut sengaja dilakukan orang-orang yang selama ini punya dendam terhadap polisi, pelaku juga diduga sudah mengetahui targetnya polisi dan sengaja mencari gara-gara, termasuk bisa menyamar sebagai teroris, gembong narkoba atau pencuri.
"Intinya tujuan mereka untuk membunuh polisi. Banyak sekali pelaku-pelaku asli (penembak polisi) tidak ditangkap sehingga semakin hari akan semakin banyak polisi mati. Sampai kapan ini terus dibiarkan," ujar Mustafa.
Untuk itu dia meminta polisi menangkan pelaku sebenarnya dari berbagai peristiwa penembakan polisi secara hidup, bukan ditangkap dalam kondisi tak bernyawa, agar masyarakat bisa tahu bahwa benar yang ditangkap merupakan aktor utama penembak polisi.
JAKARTA - Pengamat terorisme Mustafa B Nahrawardaya, mengaku prihatin atas tewasnya seorang Anggota Polsek Klapa Nunggal, Bogor, Jawa Barat, Briptu
- 5 Berita Terpopuler: Kasus Guru Supriyani Berujung Pahit, 6 Polisi Diperiksa Propam, Begini Penjelasannya
- Kejagung Usut Keterlibatan Perusahaan Swasta di Kasus Korupsi Impor Gula yang Menyeret Tom Lembong
- Sampah Sisa Makanan Bergizi Gratis Akan Dipakai Membuat Pupuk
- Detik-Detik Truk Kontainer Tabrak Belasan Kendaraan di Tangerang, Sopir Diamuk Massa
- Polda Papua Bakal Rekrut Bintara Berkompetensi Khusus Untuk Ketahanan Pangan
- Ahli Hukum Pidana Bicara Soal Mens Rea di Sidang Dugaan Sumpah Palsu