Kampanye AM Dinilai Tidak Beradat

Kampanye AM Dinilai Tidak Beradat
Kampanye AM Dinilai Tidak Beradat
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Bonny Hargens mengatakan, materi kampanye calon Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Andi Mallarangeng (AM) yang ingin mengajak Anas Urbaningrum (AU) dan Marzuki Alie bergabung dengannya, adalah kampanye yang tidak beradat. "Dia orang baru di Demokrat dan hanya Ketua Departemen, berani mengajak Marzuki Alie yang Ketua DPR dan mantan Sekjen serta pendiri PD untuk bergabung dengannya," tegas Bonny, dalam diskusi bertema "Bagaimana Masa Depan Partai Demokrat", di Jakarta, Jumat (16/4).

Demikian juga halnya dengan materi kampanye AM, yang juga mengajak Anas yang saat ini salah seorang Ketua DPP untuk bergabung dengannya. "Di mana adat ketimurannya? Percaya dirinya yang terlampau tinggi, akan (membuat) sakit kalau dia terjungkal," ujar Bonny mengingatkan.

Lebih jauh dikatakan Bonny, langkah AM menjual Ibas juga bukan jaminan bahwa ia akan didukung oleh SBY. Ibas, menurut Bonny pula, sengaja diletakkan SBY di kubu AM sebagai langkah untuk membuangnya. Ibas diletakkan di sana supaya Andi tidak merasa dibuang oleh SBY, jika ternyata dia kalah dalam pemilihan nanti.

"Indikasi lain SBY terlihat ingin membuang Andi, bisa dilihat dari penempatan Andi di Kementerian Pemuda dan Olah Raga. Itu jabatan buangan, karena kementerian itu penuh masalah, anggaran sedikit, dan jauh dari prestasi. Yang paling penting, dia jauh dari SBY. Andi juga ditempatkan hanya sebagai Ketua Departemen di PD. Kalau Andi mengaku dapat dukungan dari SBY, maka sangat kontradiktif dengan fakta-fakta tersebut," tegasnya.

JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Bonny Hargens mengatakan, materi kampanye calon Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Andi Mallarangeng

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News