Kamrussamad: Dampak Kenaikan Harga BBM Harus Diantisipasi Sangat Serius

Kamrussamad: Dampak Kenaikan Harga BBM Harus Diantisipasi Sangat Serius
Anggota Komisi X DPR Kamrussamad dalam diskusi publik Poligov “Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Kemiskinan dan Tingkat Kepuasan Masyarakat”, di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (11/9). Foto: Dokumen MCKS.

Namun, lanjut dia, dari pidato Presiden Jokowi, pemerintah mengalokasikan anggaran perlindungan sosial Rp 479,1 triliun di dalam RAPBN 2023, “Saya melihat angka ini belum memadai, bahkan cenderung ada penurunan anggaran perlinsos 4,7 persen dari outlook 2022 yang sebesar Rp502,6 triliun,” paparnya. 

Pada sisi lain dia menuturkan, untuk mengantisipasi dampak jangka menengah kenaikan harga BBM,  Pertamina harus melakukan penghematan termasuk penataan jalur distribusi supaya biaya perusahaan pelat merah itu makin efisien. 

Menuruntya, Pertamina mempunyai tugas mendistribusikan BBM ke seluruh pelosok negeri, sehingga harus pintar mencari cara agar biaya distribusi bisa ditekan sehingga menghemat subsidi. 

“Penghematan juga harus dilakukan di jajaran direksi,” kata dia.

Kamrussamad menambahkan yang juga perlu diantisipasi dari kenaikan harga BBM adalah peningkatan angka kemiskinan. 

Dia menyebut ketika harga BBM naik 30 persen pada 2013 dan 2014, inflasi harga pangan melonjak 16 persen dan angka kemiskinan bertambah 400.000-860.000 penduduk. 

“Sehingga, hati-hati, angka kemiskinan yang tadinya dalam beberapa bulan ini menurun 340 ribu, gara-gara harga BBM naik, orang miskinnya bertambah 800 ribu  penduduk,” katanya mengingatkan. 

Lebih jauh Kamrussamad mengatakan bahwa semua hal itu penting diperhatikan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Anggota Komisi X DPR Kamrussamad mengingatkan dampak kenaikan harga BBM harus diantisipasi dengan sangat serius.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News