Kapolda: Selesaikan Konflik Tidak Harus dengan Kekerasan

Kapolda: Selesaikan Konflik Tidak Harus dengan Kekerasan
Polda Sumut menggelar penandatanganan kerja sama STIK-PTIK dengan Pihak Perguruan Tinggi dan Biro SDM se-Sumatera Rayon-I di Mapolda Sumut, Rabu (28/3). Ist for JPNN.com

jpnn.com, MEDAN - Kapolda Sumatera Utara Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, sudah saatnya polisi melakukan reformasi birokrasi sesuai dengan Program Promoter Kapolri.

Salah satunya yaitu menghilangkan pandangan memecahkan masalah dengan kekerasan.

"Penyelesaian masalah dan konflik tidak harus melulu menggunakan kekerasan atau upaya represif. Tetapi kami perlu juga mengedepankan upaya penyelesaian lewat sentuhan-sentuhan khusus, seperti dengan melakukan pendekatan kearifan lokal dan lain-lain," kata Paulus dalam acara penandatanganan kerja sama STIK-PTIK dengan Pihak Perguruan Tinggi dan Biro SDM se-Sumatera Rayon-I di Mapolda Sumut, Rabu (28/3).

Kerja sama ini untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah sosial yang dengan fungsi kelembagaan kepolisian sesuai dengan karakteristik daerahnya.

Selain itu, juga penguatan pemahaman calon mahasiswa STIK-PTIK yang berkaitan dengan dasar-dasar ilmu administrasi, manajemen, ilmu sosial, ilmu hukum dan ilmu pendukung lainnya.

"Dengan upaya peningkatan kualitas SDM ini, kami berharap Polri dapat meningkatkan kinerja Polri dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat, bangsa dan negara," kata mantan Kapolda Papua ini.

Melalui kegiatan itu, dia berharap bisa meningkatkan intelektualitas dan kapabilitas calon pimpinan masa depan Polri di masa depan sehingga terwujud Polri yang promoter.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Kermadianmas STIK-PTIK Yudawan R S mengatakan, dalam rangka meningkatkan kualitas SDM Polri, STIK menjalankan kerja sama dengan universitas-universitas dan seluruh lembaga pendidikan di Indonesia.

Kapolda Sumut Irjen Paulus Waterpauw meminta penyelesaian konflik di masyarakat dengan upaya kearifan lokal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News