Karyawan Sakit yang Masuk Kerja Rugikan Perekonomian Australia Rp 340 Triliun

Laporan terbaru menunjukkan, karyawan sakit yang tetap memaksakan diri ke kantor telah merugikan perekonomian Australia sebanyak lebih dari 34 miliar dolar (atau setara Rp 340 triliun) setahun.
Para ahli mengatakan, kondisi yang disebut "presenteeism" itu menimbulkan kerugian bisnis lewat hilangnya produktivitas, dan karena karyawan yang sakit bisa menulari rekan-rekan mereka.
Lembaga Kesadaran Patologi Australia (PAA) mendapatkan laporan ini dari Pusat Ekonomi Internasional.
John Crothers, Direktur PAA, mengatakan, "presenteeism" adalah kata yang digunakan ketika orang pergi bekerja di saat mereka mungkin terlalu sakit.
"Dan itu semua tentang tak memahami apa yang terjadi dengan kesehatan mereka pada waktu tertentu," sebutnya.
Ia menerangkan, "Ya, Anda punya tenggat waktu untuk dipenuhi -tetapi Anda ingin melakukannya dengan pemahaman bahwa tubuh Anda dalam posisi untuk bisa melakukan itu secara efektif, dan tak bekerja di bawah standar, dan tak menyebarkan sesuatu yang mungkin benar-benar menular."
John mengatakan, sementara pekerja mungkin berpikir mereka melakukan hal yang benar, mereka mempertaruhkan kemungkinan menginfeksi rekan mereka dan menurunkan produktivitas kerja secara keseluruhan.
Ia menjelaskan, para pekerja yang sakit harus selalu mencari saran dari ahli medis.
Laporan terbaru menunjukkan, karyawan sakit yang tetap memaksakan diri ke kantor telah merugikan perekonomian Australia sebanyak lebih dari 34 miliar
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya