Kasus COVID Melonjak Lagi, Menkeu: Jangan Hancurkan Ekonomi dengan Pembatasan

Kasus COVID Melonjak Lagi, Menkeu: Jangan Hancurkan Ekonomi dengan Pembatasan
Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg saat berbicara dalam konferensi pers di Melbourne, Australia, Jumat (28/9/2018). (ANTARA/AAP/David Crosling/via REUTERS/am.)

jpnn.com, SYDNEY - Australia harus melonggarkan pembatasan COVID-19 untuk meningkatkan pemulihan ekonominya, kata Menkeu Josh Frydenberg, meskipun infeksi harian saat ini adalah yang tertinggi dalam enam minggu terakhi.

"Negara harus tetap tenang dan berjalan. Dan tidak bereaksi berlebihan terhadap varian Omicron," kata Frydenberg kepada wartawan di Melbourne, Sabtu.

Australia adalah salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, dengan hampir 90 persen orang berusia di atas 16 tahun telah divaksin sepenuhnya.

Namun, Australia menemukan 1.753 kasus COVID-19 dalam 24 jam terakhir, atau naik sekitar 3 persen dalam seminggu terakhir dan menjadi total kasus harian tertinggi sejak 29 Oktober.

Frydenberg mengatakan para pemimpin negara bagian dan teritori harus melonggarkan pembatasan yang diterapkan untuk memperlambat penyebaran virus, dan menekankan perlunya mempercepat pertumbuhan ekonomi Australia sementara ia menepis kekhawatiran tentang varian Omicron.

"Pemulihan ekonomi kita bergantung pada pelonggaran aturan. Kita memiliki tingkat vaksinasi pada rekor tertinggi sekarang dan itu telah terbukti menjadi pertahanan vital melawan COVID," ujar dia.

Sementara beberapa tindakan telah dilonggarkan saat vaksin diluncurkan, perjalanan antarnegara bagian masih dilarang antara beberapa negara bagian dan batasan kapasitas di toko-toko dan restoran ditegakkan dengan ketat.

Ekonomi senilai 2 triliun dolar Australia (sekitar Rp 20.592 triliun) hancur akibat lockdown di dua negara bagian terbesar di Australia, dan produk domestik bruto turun 1,9 persen pada kuartal ketiga.

Lonjakan kasus harian dan kemunculan varian Omicron membuat Menteri Keuangan (Menkeu) khawatir akan kembalinya pembatasan yang membunuh ekonomi

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News