Kaum Muda Ambon Sepakat Akhiri Konflik
Kamis, 15 September 2011 – 05:10 WIB
AMBON - Kalangan muda dari lintas agama mulai merespon dampak konflik terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia Maluku. Belajar dari pengalaman konflik 1999 lalu, mereka menilai konflik hanya sebuah kesia-siaan yang membunuh generasi muda di Ambon dan harus diakhiri.
Kesimpulan ini muncul saat penyampaian keterangan pers, Forum Damai Siwalima (FDS), Rabu (14/9), di Ambon. Ketua FDS, Pdt. James Timisela mengatakan, setelah konflik dipelajari, ada kesimpulan sementara pemerintah daerah (pemda) belum dapat melakukan tanggungjawab dengan baik. Buktinya konflik kembali terjadi. ’’Ini membuktikan pemda tidak serius membangun daerah ini,’’ kata Timisela.
Baca Juga:
Pemda, kata dia, jangan selalu membangun daerah dalam bentuk pembangunan fisik, tapi sudah seharusnya membuat serta meningkatkan kearifan lokal masyarakat. Kearifan lokal merupakan simbol kedaerahan. ’’Sudah saatnya pemda memperhatikan kearifan lokal. Pembangunan fisik dan kearifan lokal harus sejalan,’’ terangnya.
Disamping itu, kata dia, insiden yang terjadi saat ini merupakan bagian dari lemahnya institusi kepolisian. ’’Aparat keamanan khususnya kepolisian harus bertanggungjawab terhadap persoalan yang terjadi. konflik ini terjadi akibat lambatnya intelejen merespon situasi kota ini,’’ tegas dia.
AMBON - Kalangan muda dari lintas agama mulai merespon dampak konflik terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia Maluku. Belajar dari pengalaman
BERITA TERKAIT
- Penjaga Pondok Pesantren di Sukabumi Meninggal Dunia Akibat Longsor
- Kebakaran Melanda Pasar Panorama Bengkulu, 3 Ruko Hangus, Satu Keluarga Dilarikan ke RS
- Kunjungi Korban Banjir Mahulu, Pj Gubernur Kaltim Fokus Siapkan Pangan-Listrik
- Perintah Irjen Helmy Santika: Tindak Tegas Aksi Premanisme di Lampung
- Viral Video Syur Diduga Mahasiswa di Jambi, AKBP Reza Bilang Begini
- Sempat Dilaporkan Hilang, Seorang Warga Tobelo Ditemukan Meninggal Dunia