Kebanyakan Orang Tanpa Anak di Australia Mengaku Tidak Menyesal

Dr Harman menjelaskan, tekanan sosial untuk memiliki anak di Australia bisa dibilang cukup tinggi, kebanyakan bersumber dari keluarga dan teman sendiri.
"Riset saya ini menunjukkan bahwa perempuan yang memilih tak punya anak biasanya mendapat komentar jauh lebih negatif dibandingkan komentar terhadap yang pria," katanya.
"Australia terbilang negara pro-natal erbesar di dunia. Kita percaya bahwa hidup ini berkembang dengan cara kita tumbuh, bertemu pasangan yang cocok, kawin dan punya anak keturunan," jelas Dr Harman.
Seorang pendengar radio 720 ABC Perth bernama Karen mengaku tidak ingin punya anak dan teman-temannya selalu mengingatkan suatu saat dia akan menyesali keputusannya sendiri.
Karen sudah kawin dan tadinya suaminya juga punya pandangan bahwa "orang kawin untuk punya anak keturunan", namun menurut Karen kini pandangan suaminya itu juga sudah berubah.
Pendengat lainnya bernama Di mengaku selalu mendapat tekanan saat masih muda dan memutuskan tidak ingin punya anak. Ia juga mengaku tidak menyesali keputusannya itu.
Sementara itu, bagi mereka yang menyesali keputusannya, menghubungkan kondisi tanpa anak dengan perasaan kesepian.
"Umumnya mereka hidup menjomblo dan kini menyesali mengapa tidak berkeluarga dan punya anak keturunan," jelas Dr Harman.
Kebanyakan orang di Australia yang tidak memiliki anak dalam hidupnya menyatakan tidak menyesal, namun mengaku mendapat tekanan karena tidak menjadi
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan