Kebenaran Baru

Oleh: Dahlan Iskan

Kebenaran Baru
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Pertanyaan 1:

Tersedia tempat parkir yang aman dan memadai.
- sangat setuju
- setuju
- kurang setuju
- tidak setuju
- sangat tidak setuju

Kuesioner tersebut tidak minta kepada responden memberikan informasi faktual kepada peneliti: Apakah mempunyai tempat parkir yang aman dan memadai.

Kuesioner tersebut hanya minta kepada responden untuk memberi opini (sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju) atas kalimat "Tersedia tempat parkir yang aman dan memadai".

Lantas, dengan otak atik gatuk, pakai statistik, disimpulkanlah bahwa kualitas pelayanan (x) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan masyarakat (y).

"Itu yang Pak Dahlan Iskan dalam bahasa satire menyebutnya sebagai kebenaran baru," ujar Prof Hanif.

Kebenaran baru itu, katanya, sebenarnya kebenaran kosong. Ia dibangun berdasarkan persepsi, tidak berdasarkan fakta.

Kalau pendapat Prof Hanif tersebut benar maka kita jadi tahu bahwa bapak kebenaran baru adalah pencipta penelitian kuantitatif.

Kalau peneliti kuantitatif disebut sebagai guru kebenaran baru dan para buzzer muridnya, terlihatlah bahwa di zaman ini murid telah lebih hebat dari guru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News