Kecewa Sama CLS, Dimaz Muharri Bikin Surat Terbuka

“Awalnya CLS tampak merestui keputusan saya. Namun, selang beberapa hari sejak saya mengutarakan pengunduran diri, saya diminta untuk membayar uang senilai ratusan juta Rupiah. Yang di dalamnya termasuk pengembalian gaji yang sudah saya terima dan juga uang kontrak tahun pertama,” tulis Dimaz dalam surat yang juga diterima JPNN.com.
Pihak CLS menginginkan uang tersebut segera dibayarkan secepatnya. Apabila mengalami terlambat Dimaz diwajibkan membayar bunga sebesar 5 % per bulannya.
Hal itu ternyata belum cukup, usai diminta mengembalikan uang gaji. Dirinya juga diminta tanda tangan surat perjanjian tidak bermain di klub basket profesional sampai dengan tahun 2017.
Jika terbukti melanggar perjanjian, Dimaz terpaksa harus membayar sebesar Rp 393,6 juta.
Dua tahun berselang, pada tahun 2019 atau dua tahun dari surat perjanjian, Dimaz Muharri kemudian memilih bermain kembali dengan bergabung bersama Louvre Surabaya.
CLS yang mengetahui kemudian malah menggugat Dimaz ke Pengadilan Negeri Surabaya.
Dimaz yang menyadari bahwa dirinya merasa diperdaya karena dalam surat perjanjian tak ada batasan tahun.
“Di masa pandemi yang sulit ini, CLS Knights kembali beraksi. Mereka menuntut saya membayar sebesar Rp 393.600.000 karena saya bermain basket kembali untuk Louvre di 2020, tahun yang sudah lewat dari kontrak terakhir kami. Kemudian baru saya sadar bahwa dalam surat tersebut tidak dituliskannya batasan tahun sama sekali,” tambah Dimaz.
Mantan garda CLS Knight Surabaya Dimaz Muharri menulis surat terbuka. Apa isinya?
- Bawa Dewa United Menang Lawan Satya Wacana, Gelvis Solano Ukir Rekor Baru di IBL
- Pelita Jaya Rekrut Justin Tatum Menggantikan Johannis Winar
- IBL All Star 2025 Bukan Sekadar Pertandingan, Ada Format Baru
- IBL 2025: Poin Melawan Pacific Caesar Dibatalkan, Borneo Hornbils Krisis Kemenangan
- IBL 2025: Hangtuah Jakarta Tunjukkan Harmoni Ambisi dan Rendah Hati
- RANS Simba Bogor dan Dewa United Masih Digdaya Hingga Pekan ke-10 IBL 2025