Kedatangan TKA China Didemo Mahasiswa, Pekerja Lokal Justru Sebaliknya

Kedatangan TKA China Didemo Mahasiswa, Pekerja Lokal Justru Sebaliknya
Tenaga kerja asal Tiongkok. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, KONAWE - Ratusan mahasiswa melakukan unjuk rasa di Bandara Haluoleo, Kendari, Selasa (23/6), untuk menolak kedatangan 500 TKA yang merupakan tenaga ahli untuk membantu mempercepat selesainya pembangunan smelter PT VDNI dan PT OSS di Konawe, Sulawesi Tenggara.

Mahadi  Kepala Desa Purui Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe menyayangkan pihak-pihak yang berkomentar tanpa mempertimbangkan ekonomi masyarakat setempat, yang bergantung pada beroperasinya industri pengolahan nikel ini.

"Kehadiran VDNI membuka lapangan kerja kepada masyarakat yang sebelumnya bekerja tidak menentu," ujar Mahadi, Rabu (24/6)

Salah seorang warga, Budiono (58), mengaku senang dengan kedatangan TKA tersebut karena bisa mempercepat selesainya smelter yang tengah dibangun.

Sebab hal tersebut  menurutnya membuat omset usaha warung makannya akan semakin ramai. Sejak berdirinya VDNI, penghasilan rata-ratanya melonjak menjadi Rp5 juta per hari. Padahal, dahulu penghasilan sebagai petani hanya sebesar Rp5 juta per tiga bulan saat panen.

Pria yang membuka tempat usaha warung makan di jalan masuk kawasan industri tersebut juga mengantongi tambahan penghasilan dari indekos yang dia bangun. Indekos semi permanen dengan 56 kamar tersebut tak pernah kosong penghuni.

“Saya sewakan ada yang Rp600 ribu, Rp800 ribu, sampai sejuta sebulan,” jelasnya.

Selain menguatkan perputaran ekonomi, kedatangan TKA tersebut diharapkan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja lokal di Sultra, khususnya di wilayah sekitar berdirinya pabrik.

Kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China secara bertahap menimbulkan polemik di masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News