Kehidupan Pencari Giok di Alur Tengku, Nagan Raya, Nanggroe Aceh Darussalam
Yang Untung Dapat â€Gajahâ€, Yang Sial Dapat Kerikil
Jumat, 20 Maret 2015 – 00:20 WIB
Karena itu, Naufal yakin booming gemstone di Indonesia saat ini tidak terlalu memengaruhi bisnis giok di Aceh, terutama di Nagan Raya. Sebab, harga giok bisa dipermainkan para tengkulak.
’’Melihat kandungan batu di Nagan yang tidak habis sampai 50 tahun, saya yakin giok tetap laku kapan pun, asal pemerintah membantu masyarakat untuk meningkatkan pemanfaatan giok. Tidak hanya untuk aksesori, tapi juga untuk kebutuhan industri,’’ tandas dia. (*/c10/ari)
Batu giok memang lagi booming. Batu mulia itu kini menjadi rebutan para kolektor yang bahkan mau membayar mahal. Kontras dengan nasib para pencari
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor