Kejadian di Pilkada DKI Harus Jadi Pelajaran Semua Pihak

Kejadian di Pilkada DKI Harus Jadi Pelajaran Semua Pihak
Warga mengikuti pencoblosan Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua di TPS 28, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Rabu (19/4). Foto : Ricardo/JPNN.com

Kartini merasa prihatin dengan konflik selama Pilkada DKI Jakarta 2017.

Menurut dia, isu agama dan etnis telah menodai semboyan bangsa. Isu -isu negatif muncul selama kampanye DKI.

Isu tersebut bahkan mengatasnamakan agama dan etnis untuk menjatuhkan salah satu calon gubernur.

Bahkan, setelah pilkada rampung, isu -isu negatif ini masih terus berkumandang.

Menurut Kartini, sikap tersebut muncul karena konsep-konsep seperti toleransi, kebinekaan, identitas diartikan secara dangkal dan sederhana oleh kelompok tertentu.

Padahal, konstruksi sosial Bhinneka Tunggal Ika telah menjadi pedoman hidup bangsa dan bernegara, bahkan telah dipikirkan oleh para pendiri bangsa.

Bagi Kartini, letak geografis membuat Indonesia menjadi bangsa majemuk.

“Banyak gen (genetik) ikut budaya dalam budaya Indonesia. Mustahil, Indonesia menjadi masyarakat tertutup atau terisolasi karena memiliki keberagaman,” ujar Kartini.

Iklim demokrasi menjadi tantangan bagi kemajemukan bangsa Indonesia.  Pandangan itu datang dari ahli antropologi Kartini Sjahrir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News