Kejar Standar Mutu Bersih, Aman dan Ramah Sosial

Kejar Standar Mutu Bersih, Aman dan Ramah Sosial
Workshop: Sekitar 2000 Nelayan mengikuti workshop terbuka di Pantai Ngandong, Tepus, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kemarin. Mereka mengikuti dengan serius acara kerja bareng BRI, Indopos dan JPNN.com. Tampak Bupati Gunung Kidul Hj Badingah S,Sos bersama perwakilan dirut BRI dan Wakil walikota Triyana. Foto: Wahyu Widiyanto/JPNN
Badingah juga mengingatkan nelayan dan pedagang kaki lima di kawasan panti itu agar tidak "nuthuk" (memukul, red). Terutama pada sektor jasa dan perdagangan. "Jualan itu yang wajar, normal, jangan gara-gara logat bicaranya, terus dipasang harga mahal? Yang seperti ini langsung merusak image dan citra objek wisatanya."

Sementara itu, Pimpinan Wilayah BRI DIY dan Jawa Tengah Selatan, Triyana menyampaikan pengalamannya sebagai wisatawan. Saat sedang berjalan-jalan di Trunyan, melewati Danau Kintamani, dia merasakan suasana sosial yang tidak welcome. Bukan seperti Bali di Kuta, Sanur, Ubud, Nusa Dua, dan lokasi lain. "Begitu turun dari mobil, sudah dikeroyok pedagang kaki lima. Mereka seperti memaksa, menekan, sgar pengunjung mau beli. Ini sudah mirip preman. ," kata Triyana, yang mengenakan baju BRI Peduli itu.

"Karena itu, travel biro juga tidak mengarahkan wisatawan ke sana. Mereka takut, mengecewakan banyak pihak, sehingga tidak mau datang objek wisata yang lain," kata dia.

Apa yang terjadi? Trunyan dan Kintamani tidak banyak dikunjungi. Orang semakin takut ke sana. Ada perasaan tidak nyaman, tidak aman, terganggu secara fisik dan psikis. "Itu pengalaman yang tidak boleh terjadi di Gunung Kidul. informasi dari mulut ke mulut, sangat cepat dan punya daya rusak tinggi, untuk menghancurkan image," ungkap Triyana.

Sedikitnya 2.000 nelayan pantai selatan Jawa, kemarin mengikuti workshop terbuka di Pantai Ngandong, Tepus, Gunung Kidul. Acara bertitel "BRI

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News