Kekayaan Menurun, Miliarder Hong Kong Ajak Warga Akhiri Unjuk Rasa
Iklan itu menampilkan kata dalam bahasa Tiongkok untuk "kekerasan" dengan hiasan palang merah, diapit oleh slogan-slogan tentang mencintai Tiongkok dan mencintai Hong Kong.
Pengusaha, yang memiliki kekayaan sekitar $ 39 miliar (atau setara Rp 390 triliun), ini mengakhiri iklan tersebut dengan ucapan "dari seorang warga Hong Kong, Li Ka-shing".
Penguasa properti
Ketika gerakan unjuk rasa berlangsung berlarut-larut, ada kekhawatiran bahwa sektor properti, yang merupakan kunci utama ekonomi lokal, bisa berada dalam bahaya.
Dikendalikan oleh miliarder mega-kaya, Hong Kong adalah rumah bagi real estat paling mahal di dunia, membuatnya jauh dari jangkauan banyak warganya.
Rata-rata, sebuah apartemen nano - seukuran tempat parkir - berharga sekitar $ 1.475 (atau setara Rp 14,75 juta) per bulan untuk disewa.
Sebagian besar pengunjuk rasa yang turun ke jalan adalah mahasiswa dan profesional muda.
Photo: Keluarga Kwoks, keluarga ketiga terkaya di Asia, meminta agar unuk rasa dihentikan. (Reuters: Bobby Yip)
Mereka memiliki sedikit harapan untuk bisa memiliki rumah sendiri, sehingga mengusik orang kaya dan berkuasa telah menjadi tujuan dari gerakan ini.
- Dunia Hari Ini: Panggung Kampanye Meksiko Roboh, Sembilan Tewas
- Pemegang WHV Korban Kecelakaan Merasa Beruntung Biaya Perawatan Ditanggung Asuransi
- Dunia Hari Ini: Presiden Prancis Turun Langsung Redam Kerusuhan di Kaledonia Baru
- Dunia Hari Ini: Penumpang Singapore Airlines Pulang ke Rumah Setelah Turbulensi Maut
- Dunia Hari Ini: Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas
- Dunia Hari Ini: Presiden Iran Tewas dalam Kecelakaan Helikopter