Kelompok Separatis Papua Bantah Lakukan Penyanderaan

Kelompok Separatis Papua Bantah Lakukan Penyanderaan
Kelompok Separatis Papua Bantah Lakukan Penyanderaan

"Penduduk aman, baik pribumi maupun pendatang, melakukan aktivitas seperti biasa," jelasnya.

Dinyatakan sebagai medan perang

Hendrik adalah satu dari dua komandan yang menandatangani pernyataan pada 21 Oktober yang memperingatkan adanya pembalasan terhadap pasukan keamanan karena dugaan kebrutalan mereka terhadap penduduk asli Papua.

Surat tersebut menyatakan sebuah wilayah di dekat pertambangan emas dan tembaga Grasberg milik AS sebagai medan perang.

Tambang milik Phoenix, Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc yang berbasis di Arizona ini menjadi sumber ketegangan di kawasan itu karena masalah kerusakan lingkungan dan kemarahan penduduk asli Papua karena keuntungan tambang tersebut dikirim ke luar negeri.

Kelompok Separatis Papua Bantah Lakukan Penyanderaan
Pertambangan Grasberg merupakan salah satu tambang terbesar di dunia.

Reuters: Antara Foto Agency, file

Pemberontakan dalam skala kecil bagi kemerdekaan Papua terjadi sejak beralihnya wilayah tersebut dari kekuasaan Belanda ke Indonesia pada tahun 1963.

Wilayah di belahan barat Pulau Papua dimasukkan menjadi wilayah Indonesia pada tahun 1969 menyusul Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) yang disponsori PBB namun sejak saat itu sejumlah pihak menganggapnya tidak murni.

Indonesia mempertahankan kehadiran petugas keamanan di wilayah tersebut dan membatasi kehadiran wartawan asing di sana.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News