Keluarga Kapten yang Disandera Kian Cemas Gara-Gara...
jpnn.com - BATAM - Batas akhir pembayaran uang tebusan untuk pembebasan 10 warga Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina berkahir pada, Jumat (8/4).
Kemarin adalah hari yang berat bagi keluarga Kapten Peter Tonsen Baraham, salah satu korban penyanderaan yang tinggal di Batam, Kepri.
Sepanjang hari keluarga besar Rene Deskartes kakak Peter di perumahan Villa Paradise blok J/8, Batuaji diselimuti perasaan cemas yang luar biasa.
Anggota keluarga di dalam rumah berlantai II itu tak luput semenit pun, untuk mendengarkan berita melalui siaran televisi ataupun media massa lainnya.
"Dari pagi kami semua pantau melalui televisi dan media on line," ujar Hendrik Sahabat, anggota keluarga Peter di rumah kediaman Rene seperti dikutip dari batampos.co.id (Jawa Pos Group), Minggu.
Namun sampai Sabtu sore, Hendrik mengaku, belum ada berita baik terkait pembebasan Peter dan sembilan rekannya. "Semuanya cemas. Keluarga di kampung (Sangir, Sulawesi Utara) dan di sini tak tahu lagi mau buat apa," kata Hendrik.
Dari pemberitaan yang ditayangkan di Televisi, kata Hendrik, memang belum ada tanda-tanda bahwa Peter dan kawan-kawannya akan dibebaskan.
Begitu juga pihak pemerintah ataupun perusahaan tempat Peter bekerja juga belum memberikan kabar pasti pembebasan Peter.
- Gelombang Tinggi, Kapal Pengangkut Sembako Tenggelam di Perairan Pulau Rangsang
- Polisi Gelar Rekontruksi Kasus Begal yang Tewaskan Mahasiswi, Kekasih Korban Menangis
- Pangdam Pattimura Melantik Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva Jadi Danrem 151/Binaiya
- Begini Kronologi Kecelakaan Ambulans dan Truk Gandeng di Tol Batang-Semarang
- Jaksa Beberkan Peran Sentral Eks Bupati Kuansing Dalam Kasus Korupsi Rp 22,6 Miliar
- Ani Sofian Melantik 850 PPPK Pemkot Pontianak, Ini Pesannya