Keluarga Korban Penculikan: Bagaimana Bisa Budiman Sudjatmiko Temui Prabowo

Keluarga Korban Penculikan: Bagaimana Bisa Budiman Sudjatmiko Temui Prabowo
Puluhan aktivis 98 yang tergabung dalam Forum Rakyat Demokratik (FRD) melakukan pertemuan dan menggelar konferensi pers di Kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/7). Foto: Fathan

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah keluarga korban penculikan Tragedi Kudatuli 27 Juli 1996 menanyakan sikap Budiman Sudjatmiko yang menemui eks Danjen Kopassus Prabowo Subianto.

Hal itu terungkap saat puluhan aktivis 98 yang tergabung dalam Forum Rakyat Demokratik (FRD) melakukan pertemuan dan menggelar konferensi pers di Kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/7).

Mereka mengingatkan politikus Budiman Sujatmiko untuk mengenang kembali tragedi masa lalu.

"Budiman merasakan sendiri dinginnya sel penjara, ketika panas kami merasa kegerahan, kami setiap malam dikerubutin nyamuk," kata Sekjen Partai Rakyat Demokratik (PRD) periode 1996 – 2002 Petrus H. Hariyanto.

Petrus merupakan Sekjen di saat Budiman dipercaya sebagai ketua PRD. Mereka bersama sejumlah aktivis mendirikan PRD pada 22 Juli 1996.

"27 tahun lalu, Budiman Sujatmiko sebagai Ketua Umum dan saya sebagai sekjen, kami mendeklarasikan Partai Rakyat Demokratik, saat kekuasaan Soeharto berdiri kokoh. Mendirikan partai politik saat itu adalah tindak pidana dan mempunyai konsekuensi ganjaran hukuman," ungkapnya.

Petrus juga menyesalkan pertemuan Budiman dengan Prabowo Subianto. Prabowo bagi aktivis 98 dianggap sebagai tokoh yang masih menyisakan luka di masa lalu. Budiman justru mendatangi Prabowo.

"Budiman adalah simbol dari aktivis perlawanan masa Orde Baru yang menjatuhkan kediktatoran Soeharto," katanya menegaskan.

Keluarga korban penculikan mengingatkan politikus Budiman Sujatmiko untuk mengenang kembali tragedi masa lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News