Kemarau Panjang Ancam Sawah Warga

Kemarau Panjang Ancam Sawah Warga
Kekeringan akibat kemarau panjang ancam warga Tulungagung. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, TULUNGAGUNG - Kekeringan karena kemarau panjang mulai dirasakan warga di wilayah Kecamatan Bandung, Tulungagung. Debit air di Embung Bantengan menyusut drastis dan menyisakan daratan kering yang pecah-pecah. Sehingga tidak mampu lagi mengairi lahan persawahan di sekitar pedesaan tersebut. "Menyusutnya air di sini belum terlalu lama," kata Suparman, warga setempat, kemarin (19/8).

Menurut Suparman, penyusutan debit air waduk mini di perbukitan itu sebenarnya sudah diprediksi saat awal kemarau mendera wilayah tersebut. Dengan begitu, sumber air yang mengaliri embung pun berkurang dengan drastis. Sehingga berpengaruh pada ketersediaan air embung itu sendiri. "Aliran air sebenarnya masih ada, tetapi tinggal kucuran saja," jelas dia.

Jika kondisi normal, lanjut Suparman, ketinggian air embung terhitung lumayan. Tetapi, itu tidak terlalu berpengaruh untuk lahan pertanian karena pemanfaatannya belum semaksimal seperti yang diharapkan. 

Sementara itu Kades Bantengan Mutiyah mengakui jika debit air embung yang ada di desanya memang menyusut. Sehingga, itu, terang dia, tidak mungkin untuk mengairi sejumlah lahan persawahan. Belum lagi, areal embung juga dianggap masih belum terlalu luas. 

"Sebenarnya kalau saat musim penghujan, debit airnya lumayan bisa mengairi sawah," jelasnya. (rka/din/c9/diq)

Penyusutan debit air waduk mini di perbukitan itu sebenarnya sudah diprediksi saat awal kemarau mendera wilayah tersebut


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News