Kematian karena COVID-19 Tembus 5 Juta Jiwa, Rasa Kehilangan Dirasakan di Seluruh Penjuru DUnia

Yang menjadi masalah adalah kurangnya pasokan vaksin, meskipun marak pula informasi palsu yang membuat banyak warga ragu-ragu untuk divaksinasi.
Joanne Schulz berprofesi sebagai relawan tenaga kesehatan selama bertahun-tahun, setelah dia ditembak di bagian muka di tahun 2014.
Peluru menembus pipinya dan merusak lidah sehingga dia tidak bisa berbicara selama beberapa minggu.
Atas peristiwa tersebut, dia kemudian berjanji kepada Tuhan untuk membaktikan diri menjadi tenaga kesehatan.
Keluarga berjuang bagi keadilan
Bagi beberapa keluarga yang kehilangan orang tua karena COVID seperti Zhang Hai di Tiongkok dan Prachi Awasthi di India, kehilangan itu sekarang digantikan dengan usaha untuk menemukan jawaban.
Perjuangan bagi hidup Seema sekarang berubah menjadi pengakuan dari pihak berwenang mengenai sebab kematian anggota keluarga tercinta.
Surat resmi dari rumah sakit hanya menyebut kematian sebagai karena COVID-19, bukan karena kurangnya persediaan oksigen di rumah sakit.
Tim pencari fakta sekarang sudah dibentuk untuk menyelidiki penyebab kematian karena kurangnya persediaan oksigen selama gelombang kedua penularan varian Delta.
Inilah kisah dari mereka yang telah kehilangan orang-orang tercinta karena COVID-19, termasuk dari Indonesia
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Amnesty International: Praktik Otoriter dan Pelanggaran HAM Menguat di Indonesia