Kemendikbudristek Hadirkan Drone Pendeteksi Penyakit Tanaman Padi di HEPCON 2024

Aulia menceritakan butuh dua tahun untuk melakukan riset hingga membuat prototipe.
Dalam riset itu didapati sekitar 10 jenis penyakit tanaman padi, salah satunya bercak kuning pada daun.
Aulia mengungkapkan tingkat akurasi drone ini sangat tinggi, yakni 80-90 persen. Namun, PNJ terus improvement kemampuan kameranya melalui database yang banyak untuk meningkatkan akurasi. Kalau kapasitas pixel kameranya makin besar, maka akurasi juga penting.
"Kami improve terus dari mulai kontrolernya, lalu, database, kemudian nanti pengembangannya akan menjadi 3 dimensi atau 3D untuk pergerakan kameranya, " katanya.
Indra Hermawan, salah satu peneliti dari PNJ, menambahkan drone pertanian ini dibuat oleh mahasiswa dan dosen dari jurusan, teknik informatika dan komputer.
Sebenarnya, smart drone untuk pertanian sudah ada di pasaran, tetapi harganya di atas Rp 100 juta, sehingga petani tidak mampu membelinya.
"Petani kita masih kesulitan untuk bisa mengakses teknologi itu, sehingga sekitar dua tahun lalu kami lakukan diskusi, riset, kemudian pendeteksian di salah satu kelompok tani dari Bogor," kata Indra.
Dia melanjutkan salah satu permasalahannya adalah hasil padi berkurang lebih dari 40 persen karena penyakit padi.
Kemendikbudristek menghadirkan sejumlah produk unggulan salah satunya drone pendeteksi penyakit tanaman padi di HEPCON 2024
- TTC AgriS dan Sungai Budi Tingkatkan Kerja Sama Strategis Vietnam-Indonesia
- Pertama di Indonesia, Pertamina NRE Manfaatkan AI untuk Memastikan Keandalan PLTS
- Prabowo Puji Keberhasilan Herman Deru Meningkatkan Produksi Pangan Sumsel
- Setiawan Ichlas Disambut Hangat saat Mudik ke Palembang, Lihat Ada Pak Gubernur
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Penerbitan Standar Pelayanan Produk PSAT
- Mentan Amran Bangun Kerja Sama dengan Yordania, Ketua GAN Yakin Sektor Pertanian RI Bakal Maju