Kemendiknas Cegah Siswa Putus Sekolah

Kemendiknas Cegah Siswa Putus Sekolah
Kemendiknas Cegah Siswa Putus Sekolah
JAKARTA - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh berupaya meningkatkan angka partisipasi murni (APM) anak-anak berkebutuhan khusus. Target hingga 2014 sebesar 65 persen. Salah satu upaya peningkatan itu ialah mencegah siswa berkebutuhan khusus yang drop out (putus sekolah), serta menarik kembali anak usia sekolah yang termarginalkan dari lingkungan sekolah sehingga lulus, minimal di jenjang sekolah dasar.

Mendiknas mengatakan, instansinya membuat program bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa sehingga mendapatkan layanan pendidikan. Program menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan kemandirian melalui pendidikan keterampilan hidup juga akan diintegrasikan dengan pendidikan dan layanan khusus. “Anak berkebutuhan khusus harus lulus wajib belajar sembilan tahun,” ujar Nuh di Jakarta, Senin (3/1).

Disebutkan, salah satu wilayah  yang menjadi pusat pengembangan Sekolah Luar Biasa (SLB)  adalah Kabupaten Kuningan, Cirebon, Jawa Barat. Kemendiknas juga akan memberikan bantuan berupa beberapa unit komputer dan juga Alquran braille bagi pengembangan pendidikan  anak berkebutuhan khusus tersebut.  "Keberadaan pusat pengembangan pendidikan berkebutuhan khusus ini menyusul adanya  pusat pengembangan SLB di 33 provinsi," katanya.

Nuh mengatakan, kini sudah ada sentra pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus di 33 propinsi yang semuanya telah memiliki ISO, dan ada sembilan daerah telah ditunjuk sebagai sentra braille, masing-masing Payah Kumbuh, Jakarta, Cimahi, Pemalang, Jogja, Lawang Malang, Denpasar, Mataram dan Makassar. “Tahun ini kami juga akan membuka autis center di beberapa kota besar,” imbuhnya.

JAKARTA - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh berupaya meningkatkan angka partisipasi murni (APM) anak-anak berkebutuhan khusus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News