Kemenkes & USAID Luncurkan Momentum, Program Bernilai USD 35 Juta untuk Ibu dan Bayi

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerja sama dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) meluncurkan program Momentum, Kamis (23/9).
Program yang disahkan oleh Sekretaris Jenderal Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha dan Direktur Misi USAID Ryan Washburn itu bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi yang baru lahir di Indonesia.
Kunta mengatakan program bernilai USD 35 juta ini akan dilaksanakan selama lima tahun di enam provinsi, yaitu Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.
Dia berharap kehadiran program Momentum ini bisa menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.
Kemenkes dan stakeholder terkait di tingkat pusat dan daerah juga siap mendukung program Momentum untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, mandiri, dan berkeadilan.
"Untuk mewujudkan generasi emas Indonesia, sektor kesehatan di Indonesia diarahkan untuk fokus pada penurunan angka kematian ibu dan bayi serta mencegah stunting," kata Kunta dalam keterangannya, Jumat (24/9).
Menurut Kunta, enam pilar transformasi kesehatan yang saat ini menjadi fokus Kemenkes yaitu transformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan.
Data Sampling Registration System (SRS) 2018 menunjukkan sekitar 76 persen kematian ibu terjadi di fase persalinan dan setelahnya.
Kemenkes bekerja sama dengan USAID resmi meluncurkan program Momentum untuk kesehatan ibu dan bayi di Indonesia.
- Imbauan MenPAN-RB & BKN Tak Ampuh, Honorer K2 Teknis Tetap Diputus Kontrak
- Bayi Perempuan Dibuang di Depan Rumah Warga Bekasi
- Cegah Penyakit Tidak Menular, Remaja Diminta Terapkan Pola Makan Gizi Seimbang
- Kemenkes & Takeda Edukasi Pentingnya Pencegahan Dengue, Jangan Tunggu Wabah Datang
- Cak Imin Minta Kemenkes Lakukan Ini Setelah Siswa Keracunan Menyantap MBG
- Kemenkes Mengimbau Masyarakat Bersinergi Melawan Hoaks soal Imunisasi