Kemenpar Susun Pedoman Penanganan Krisis Kepariwisataan

Kemenpar Susun Pedoman Penanganan Krisis Kepariwisataan
Menteri Pariwisata Arief Yahya. Foto: Kemenpar for JPNN.com

“Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyebut pariwisata sebagai cara yang paling mudah, murah, dan cepat untuk untuk meningkatkan devisa, PDB, dan menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar. Karena itu harus dijaga agar tetap kondusif,” kata Ukus Kuswara.

Presiden Joko Widodo mentargetkan pertumbuhan pariwisata nasional dua kali lipat pada 2019; memberikan kontribusi pada PDB nasional sebesar 8 persen, devisa yang dihasilkan Rp 280 triliun. Lalu menciptakan lapangan kerja di bidang pariwisata sebanyak 13 juta orang, jumlah kunjungan wisman 20 juta. Wisnus-nya 275 juta, dan indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di ranking 30 dunia.

Angka itu membaik dari posisi sekarang atau tahun 2017 di ranking 42, sebelumnya tahun 2014 di ranking 70 kemudian tahun 2015 meningkat di ranking 50 dunia.

Ukus Kuswara menjelaskan, di balik keunggulan pariwisata sebagai leading sector ternyata industri jasa ini sangat rentan terhadap berbagai krisis barik bersumber dari bencana alam, wabah penyakit, maupun keamanan terutama terorisme.

“Jika berbagai acaman krisis ini tidak tertangani secara baik akan berdampak signifikan bagi kepariwisataan nasional dengan menurunn kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia,” kata Ukus.

"Saya menyambut baik diselenggarakan FGD untuk menyusun pedoman dalam penanganan krisis kepariwisataan dengan melibatkan tim dari pusat krisis kementerian/lembaga pemerintah dan non-pemerintah yang merupakan stakeholder pariwisata,” kata Ukus Kuswara.

Kegiatan FGD Penyusunan Pedoman Penangan Krisis Kepariwisataan dimaksudkan antara lain menyiapkan dasar-dasar yang dibutuhkan bagi CCP menyangkut pola kerja, sistem dan kelembagaan; mengindentifikasi pesan kunci (key message) terkait krisis; mendorong keterlibatan stakeholder dalam crisis center; memperoleh umpan balik (feedback) dari masyarakat/wisatawan; serta penyedian prosedur pengelola krisis dalam meminimalisir dampak dan penangan krisis dapat lebih optimal.

FGD diisi dengan diskuni panel yang menghadirkan nara sumber dari Pusat Data Informasi dan Humas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menyampaikan paparan dengan tema “Pemetaan Potensi Bencana di Destinasi Pariwisata” dan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Dr.Sutupo Purwa Nugroho dalam paparan “Best Practice Penangan Krisis Kesehatan”.

Crisis Center makin menjadi fokus perhatian Menteri Pariwisata Arief Yahya. Sebab, semakin banyak kejadian atau peristiwa yang berpotensi menekan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News