Kemenristekdikti Akan Impor Dosen
Di antara negara yang dilirik pemerintah adalah Jerman. Sebab di negeri panser itu, kualitas pendidikan vokasinya sangat berkualitaa dan maju. Baik itu di level pendidikan menengah maupun tinggi.
Mantan rektor Undip itu mengatakan dosen dalam negeri tidak perlu khawatir atas kebijakan ini.
Sebab dosen asing yang masuk Indonesia kerjanya nanti berkolaborasi dengan dosen lokal.
Cara kedua untuk mengisi kebutuhan dosen produktif di perguruan tinggi adalah dengan aturan rekognisi pendidikan lampau (RPL).
Aturan ini sejalan dengan program kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI). "Dengan cara ini, dosen vokasi tidak harus berijazah S2," katanya.
Melalui pengukuran kompetensi, calon dosen sudah bisa disetarakan. Dalam pengukuran KKNI, seseorang yang sudah ada di level 7-9 disebut tenaga ahli.
Mereka sudah disetarakan dengan lulusan S2, S3, bahkan guru besar.
Nasir berharap dalam beberapa tahun ke depan, pemenuhan dosen produktif di kampus vokasi bisa terwujud.
JAKARTA - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan mendatangkan atau impor dosen berpengalaman dari luar negeri.
- SMMPTN-Barat 2025 Diluncurkan, Tersedia 17.909 Kursi, Ini Mekanisme Pendaftarannya
- Daftar FKG UM Surabaya Berhadiah Student Dental Kit, Catat Syaratnya
- Global Sevilla School Gandeng Didit Hediprasetyo Bentuk Karakter dan Mindfulness Anak
- PENABUR Kids Festival 2025 Mencetak Anak Indonesia Hebat
- Hati Tertinggal di Merauke, Tergerak Bikin Program Pendidikan
- Jatim Sediakan 40 Ribu Beasiswa untuk Berantas Putus Sekolah