Kemensos Diminta Lanjutkan Program Pejuang Muda karena Hal Ini
Peluncuran program dilakukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini pada 17 September.
Program Pejuang Muda diikuti para mahasiswa yang diberi kesempatan mencari pengalaman ke daerah prioritas.
Yaitu, daerah pascabencana, kantong kemiskinan, dan daerah komunitas adat terpencil (KAT).
Salah seorang peserta Program Pejuang Muda, Rio (22), mahasiswa Universitas Indonesia (UI), menuturkan banyak ditemukan permasalah sosial yang kompleks dan dinamis.
“Kami menemukan data penerima bansos yang kontradiktif. Ada seorang bidan menerima bantuan dan di saat yang sama tetangganya orang miskin tidak menerima bantuan sosial,” ungkapnya.
Mahasiswa Jurusan Kriminologi UI itu menyatakan, di awal program berjalan, ada pihak yang menanyakan surat tugas dan meminta paksa hasil verfikasi data yang dilakukan dengan alasan untuk mencocokkan dengan data yang ada.
“Semuanya bisa diatasi dengan mengedepankan edukasi. Verifikasi data sangat penting agar bantuan dari Kemensos bisa tepat sasaran dan masyarakat miskin bisa terbantu,” kata Rio.
Usai mengikuti Program Pejuang Muda, masih banyak ditemukan masalah sosial di masyarakat yang memang membutuhkan penanganan serius dari semua pihak.
Program Pejuang Muda yang dilakukan Kemensos dinilai bermanfaat bagi masyarakat untuk memutakhirkan data
- Kemensos Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar
- Mensos Risma Tidak Akan Hadiri Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel
- Kemensos Luncurkan Aplikasi Cek Bansos untuk Pastikan Bantuan Tepat Sasaran
- 19 Hari Digelar, Jakarta Lebaran Fair Catat 350 Ribu Pengunjung
- Pendaftaran PPPK 2024 Pintu Tol Honorer jadi ASN, Lihat Data Jomplang Ini
- Kemensos Buka 226 Formasi CPNS dan 40.573 PPPK 2024