Kementan Memotivasi Mahasiswa STPP agar Mau Jadi Petani

Kementan Memotivasi Mahasiswa STPP agar Mau Jadi Petani
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi (berjaket di tengah) bersama para mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) di Jakarta, Kamis (30/11). Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Salah satu masalah pembangunan pertanian dan ketahanan pangan ke depan adalah makin berkurangnya minat generasi muda untuk terjun di bidang pertanian. Kondisi itu tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa solusi.

Menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi, harus ada upaya mengajak generasi muda khususnya mahasiswa untuk mau terjun menekuni usaha pertanian. "Kalian adalah generasi muda pengganti dan penerus kita, kita yang ada di sini lima sampai sepuluh tahun lagi akan pensiun, " kata Agung ketika memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) di auditorium Kementan, Kamis (30/11). 

 "Siapa lagi yg akan meneruskan perjuangan petani jika tidak kalian. Saya berharap kalian yang akan meneruskannya sehingga petani bisa lebih sejahtera," tambah Agung membakar semangat mahasiswa.

Pernyataan Agung sangat beralasan. Sebab, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), penyerapan tenaga kerja pertanian cenderung menurun tajam dan signifikan karena mencapai 33,51 persen.

Untuk memotivasi generasi muda mau terjun keusaha pertanian, Kementerian Pertanian telah melakukan
modernisasi. Antara lain dengan memberikan alat dan mesin pertanian, pembangunan infrastruktur, pembangunan embung dan berbagai fasilitas lainnya. 

"Kami mengajak anak-anak muda terjun ke usaha pertanian. Dengan pendidikan yang lebih baik dan teknologi yang dikuasai, pertanian kedepan sangat menjanjikan bagi generasi muda," kata Agung dengan penuh semangat untuk memotivasi mahasiswa. 

Agung juga menjelaskan, dalam upaya menyejahterakan petani, Kementan telah melakukan berbagai terobosan kebijakan. Salah satunya adalah stabilisasi pasokan dan harga bahan pangan melalui program Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat, menumbuhkembangkan  Toko Tani Indonesia (TTI) dan Toko Tani  Indonesia Center (TTIC),  serta menggelar bazar murah dan operasi pasar bersama Bulog. 

"Keseluruhan upaya tersebut bertujuan,  agar semua pihak  yang terlibat dalam pembangunan pertanian, khususnya petani semakin sejahtera," kata Agung. 

Salah satu masalah pembangunan pertanian dan ketahanan pangan ke depan adalah makin berkurangnya minat generasi muda untuk terjun di bidang pertanian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News