Kementan Sampaikan Pencapaian Kerja Sama Peternakan dan Kesehatan Hewan ASEAN

Kementan Sampaikan Pencapaian Kerja Sama Peternakan dan Kesehatan Hewan ASEAN
Perwakilan Indonesia di Special Senior Officials Meeting of the 40th Meeting of The ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry (SSOM 40th-AMAF) di Hue, Vietnam. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian menjadi bagian dari delegasi Indonesia menghadiri acara sidang Special Senior Officials Meeting of the 40th Meeting of The ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry (SSOM 40th – AMAF) di Hue, Vietnam, 5-8 Agustus 2019.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian dengan anggota delegasi dari Kementerian Pertanian serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Dalam kegiatan yang berlangsung selama empat hari itu, para SOM AMAF Leader dan perwakilan dari Kementerian Pertanian masing-masing anggota ASEAN mengikuti berbagai agenda sidang yang membahas tentang ketahanan dan keamanan pangan, perubahan iklim, kerja sama pertanian, sistem informasi lingkup ASEAN, penelitian dan pengembangan untuk komoditas pertanian dan perikanan hingga isu-isu kehutanan termasuk perdagangan produk kehutanan.

Khusus untuk kerja sama ASEAN bidang peternakan dan kesehatan hewan sebagai bagian dari kerja sama pertanian, Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH Kementan Fadjar Sumping Tjatur Rasa yang merupakan Ketua ASEAN Sectoral Working Group on Livestock (ASWGL) periode 2019-2020, melaporkan perkembangan dan pencapaian kerja sama di bidang ini.

BACA JUGA: Peluang Kakao Indonesia Rambah Pasar Uni Eropa

Menurutnya di bawah kepemimpinan Indonesia, ASWGL telah memfinalisasi delapan dokumen standar atau pedoman di bidang peternakan dan kesehatan hewan tingkat ASEAN yang telah diselesaikan dan kemudian disetujui pada pertemuan ini.

"ASWGL telah memfinalisasi delapan dokumen standar atau pedoman terkait manual biosekuriti untuk peternakan babi komersial, standar GMP untuk produk obat hewan, strategi pencegahan dan pengendalian penyakit pada babi (classical swine fever), pedoman vaksin autogenous, serta empat pedoman tata cara beternak yang baik untuk kambing dan domba, sapi perah, sapi potong termasuk kerbau, dan bebek," kata Fadjar.

Dia menjelaskan bahwa masih ada satu dokumen yang saat ini akan segera diselesaikan yaitu terkait manual biosekuriti untuk peternakan ruminansia komersial yang masih dalam tahap finalisasi.

Di bawah kepemimpinan Indonesia, ASWGL telah memfinalisasi pedoman di bidang peternakan dan kesehatan hewan tingkat ASEAN.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News