Kementan Sebut Kampung Kopi Gombengsari Kian Diminati Wisatawan Mancanegara

Kementan Sebut Kampung Kopi Gombengsari Kian Diminati Wisatawan Mancanegara
Kementan menyebut program budi daya desa organik menjadi agrowisata yang bisa menarik minat wisatawan baik lokal maupun internasional. Foto:Kementan

jpnn.com, SURABAYA - Kelompok tani di bawah binaan Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut program budi daya desa organik menjadi agrowisata yang bisa menarik minat wisatawan baik lokal maupun internasional.

Salah satunya ialah kelompok tani asal Kabupaten Banyuwangi yang sukses mengelola kebun kopi menjadi tempat wisata yang dikenal sebagai Kampung Kopi Gombengsari.

“Saya memberikan apresiasi kepada kelompok tani kopi rejo yang melaksanakan program desa organik dengan baik dan mengelola kampung kopi menjadi agrowisata kopi,” ujar Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya, Parlin Robert Sitanggang saat melakukan kunjungan ke Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.

Dia menjelaskan, pola tanam kopi yang di budi dayakan secara organik oleh kelompok tani Kopi Rejo yang merupakan binaan dari Ditjen Perkebunan khususnya BBPPTP Surabaya.

Mayoritas kopi yang di tanam di kampung ini adalah jenis Robusta yang tumbuh pada ketinggian 400-600 Dpl.

"Kebun kopi kelompok tani Kopi Rejo ini bisa dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan. Pengunjung agrowisata dapat belajar dan praktek pengelolaan kebun kopi secara organik," ujarnya.

Parlin menambahkan, pekebun Kampung Kopi Gombengsari yang mengembangkan program budi daya desa organik menjadi agrowisata.

Nantinya akan mendapatkan keuntungan secara ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga diharapkan kesejahteraan petani semakin meningkat.

Kementan menyebut program budi daya desa organik menjadi agrowisata yang bisa menarik minat wisatawan baik lokal maupun internasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News