Kemerdekaan di Mata Risma: Tidak Boleh Ada Diskriminasi

Kemerdekaan di Mata Risma: Tidak Boleh Ada Diskriminasi
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menjelaskan pemaknaannya atas kemerdekaan seusai memimpin Peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI di Kemensos, Jakarta Pusat, Kamis (17/8). Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki makna tersendiri tentang kemerdekaan.

Bagi perempuan yang akrab disapa Risma itu, manusia diciptakan oleh Tuhan memiliki hak untuk menjalani di dunia ini maupun kehidupan setelah mati.

"Nah, hak itu yang harus dihormati. Contohnya misalkan saat saya di Surabaya. Saya ngomong siapa pun anak itu harus bisa sekolah, karena dia punya hak untuk itu," kata Risma seusai upacara bendera di Kemensos, Kamis (17/8).

Dia menyebutkan tidak ada alasan anak tidak sekolah karena tidak memiliki biaya.

Risma menceritakan saat masih menjabat sebagai wali Kota Surabaya, dirinya setiap tahun melakukan screening terhadap siswa baru.

"Pokoknya tidak boleh anak tidak sekolah. Kalau enggak mampu ya harus digratiskan. Bebannya bukan hanya biaya sekolah," lanjutnya.

Dia juga tidak ingin ada lagi diskriminasi terhadap anak yang kurang beruntung. Risma juga meyakini orang miskin pun berhak untuk berhasil dan harus diberikan kesempatan sama.

"Siapa yang mau jadi orng miskin, enggak ada. Nah, hak itu yang harus diberikan. Hak semuanya itu harus bisa diakses oleh mereka. Hak semuanya, tidak boleh ada penolakan kalau dia sakit, karena dia enggak mampu bayar," ujar Risma. (mcr8/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki makna tersendiri tentang kemerdekaan, tidak ingin ada lagi diskriminasi.


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News