Kemerdekaan Telah Mengubah Hidup Tiga Generasi Timor Leste di Australia
Tanggal 30 Agustus 1999, dilakukan referendum atau pemungutan suara, untuk menentukan masa depan mereka dengan didukung oleh PBB.
Hasilnya mereka memilih berpisah dari Indonesia, tapi hasil ini justru memicu sejumlah konflik dan kekerasan.
Australia pun pernah memimpin pasukan penjaga perdamaian untuk menghentikan kekerasan di negara baru tersebut.
Berjuang untuk kebebasan: Kuon Nhen, 78 tahun
Photo: Kuon Nhen Lay memberikan suaranya saat referendum digelar di kota Melbourne, Australia pada tahun 1999. (Koleksi pribadi.)
Setelah tiba di Australia pada tahun 1981, Kuon terus menggencarkan kampanye kemerdekaan Timor Leste, bekerja sama dengan tokoh pemimpin pejuang Timor, seperti Jose Ramos Horta dan Mari Alkatiri.
Menjelang jajak pendapat kemerdekaan di tahun 1999, ia mengajak agar semua warga komunitas Timor di negara Victoria ikut memberikan suaranya, bahkan dengan rela mendatangi mereka dari rumah ke rumah.
"Mereka tidak mau muncul di TV atau koran, karena mereka takut kalau keluarga mereka di Timor Timur bisa dipenjara," katanya kepada ABC.
Photo: Kuon Nhen Lay adalah seorang pejuang geriliya yang kini menetap di Melbourne. (Foto: ABC News, Anthony Stewart)
- Tanggapan Warga Diaspora Indonesia dan Pelaku Jastip Tentang Aturan Barang Bawaan Impor
- Dunia Hari Ini: TPN Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Ganjar di MK Akan Kalah
- Dunia Hari Ini: Jutaan Warga India Merayakan Festival Holi
- Beredar Surat Peringatan untuk Warga di Wilayah Pembangunan IKN, Bikin Kaget
- Dunia Hari Ini: Petani di Inggris Berdemo dengan Konvoi Traktor ke Pusat London
- Dunia Hari Ini: Israel Menyerang Lagi Dua Rumah Sakit di Gaza