Kenaikan Harga Pangan Lebihi Krisis 1998

Kenaikan Harga Pangan Lebihi Krisis 1998
Kenaikan Harga Pangan Lebihi Krisis 1998
JAKARTA - Kenaikan harga minyak dunia, ikut berimbas pada harga pangan yang melonjak tinggi. Bahkan imbasnya juga dirasakan oleh Indonesia. Kondisi semakin mengkhawatirkan, karena iklim ekstrem ikut mempengaruhi musim panen. Beberapa negara asal impor pangan, mulai menutup kran ekspor mereka. Indonesia menurut Menkeu Agus Martowardojo, kini pun mulai waspada krisis pangan.

"Akibat harga minyak naik dan iklim ekstrem, trendnya di dunia adalah inflasi, kenaikan harga energi dan harga pangan. Kenaikan harga pangan ini sudah lebih tinggi dari harga tertinggi tahun 1998, saat terjadi krisis," kata Menkeu dalam diskusi bersama Forum Komunikasi Wartawan Ekonomi Makro (Forkem), di Jakarta, Sabtu (19/3).

Karena itulah, kata Agus, saat ini pemerintah sangat memberi perhatian serius terhadap ancaman pangan ini. Dalam pertemuan-pertemuan rutin G-20 (negara-negara yang mempengaruhi ekonomi dunia), telah dibuat kesepakatan antar negara, untuk tidak boleh melakukan kegiatan-kegiatan reaktif dan spekulatif yang bisa memicu harga pangan.

Sementara di dalam negeri, jelas Agus lagi, pemerintah memberikan perhatian bagi para petani. Di antaranya dengan menyediakan anggaran antisipasi ketahanan pangan sebesar Rp 2 triliun, memberikan bantuan pupuk dan benih bagi petani, serta memaksimalkan perluasan lahan pertanian dan meningkatkan anggaran untuk subsidi pangan.

JAKARTA - Kenaikan harga minyak dunia, ikut berimbas pada harga pangan yang melonjak tinggi. Bahkan imbasnya juga dirasakan oleh Indonesia. Kondisi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News